Minum pagi di Terminal bas Larkin sebelum berangkat ke Stulang Laut/Batam.
Dalam feri dari Stulang Laut ke Batam
Hotel di Batam
Jambatan Barelang Batam
Dalam dewan Hotel Harmoni One Batam.
Meja Makan Dewan Hotel Harmoni One
Aroh Ganal 2014 BATAM
TETAMU VIP SELURUH NUSANTARA
TERIMA KASIH SABARATAAN
AROH
GANAL BATAM DAN
JELAJAH
SUMATERA 2015
KERUKUNAN
BANJAR SEDUNIA
1.
Batam / Skupang
2.
Tembilahan
3.
Sapat
4.
Kuala Tungkal
5.
Jambi
6.
Bukit Tinggi /
Pagarruyung/ Batu Sangkar
7.
Padang
AROH
GANAL menggantikan nama program JAMUAN RAKYAT bagi
masyarakat keturunan Banjar di Masjid Tinggi . Mungkin pelik bagi sesetengah
orang tetapi ungkapan yang bermaksud "KENDURI BESAR" itu
menjadi sebutan penduduk yang majoritinya adalah daripada etnik Banjar ketika
sibuk menyambut Perdana Menteri Malaysia. Sejak awal pagi, persiapan memasak
dimulakan dengan lima ekor lembu disembelih untuk dijadikan menu utama masakan,
khususnya "ampal" atau masak kurma daging yang menjadi makanan
tradisi masyarakat Banjar, etnik utama di kalangan lebih 2,000 penduduk daripada
470 keluarga di kampung itu.
Penyerahan Keris Pusaka saat Aruh Ganal, Batam
Penyerahan keris
pusaka Senpana Raja dari Pangeran Nooryakin Mugeni yang mewakili Sultan Khairul
Saleh Al Mu'thasim yang diberikan kepada ketua KBB Kepri Syamdudin Uti dan
keris pusaka Arjuna Papilis kepada ketua KBB Kota Batam , Kurnadi. pada acara
arug ganal warga Banjar di Kota Batam (29/3) /Antaranews Kalsel/Hasan Z
Batam centre (HK) - Masyarakat suku Banjar di Provinsi Kepri
akan menggelar acara Aruh Ganal (pesta kenduri besar) pada 29 Maret 2015
mendatang di Hotel Harmoni One. Kegiatan itu bertepatan dengan pelantikan
pengurus Kerukunan Bubuhan Banjar (KKB) di tingkat Provinsi Kepri dan Kota
Batam.
Menurut Edi Yanto, Ketua pantia Aruh Ganal, tujuan digelarnya
acara Arul Ganal untuk mengenalkan budaya Banjar kepada masyarakat Kepri maupun
Kota Batam. Kegiatan ini ditampilkan warga Banjar yang telah merantau ke Kepri.
Ditambahkan Edi, masyarakat Banjar umumnya yang ada di Kepri
dan Kota Batam belum mengenal budaya Banjar yang berasal dari Kalsel
tersebut,baik dari sisi seni maupun budayanya.
" Dan dengan acara inilah,nantinya kami dari Kerukunan
Bubuhan Banjar (kKB) Kepri akan menggelar pagelaran budaya dan seni masyarakat
Banjar Kalimantan Selatan" ujarnya.
Acara ini juga digelar sekaligus dengan pengukuhan seluruh
pengurus KKB Kepri dan Kota Batam yang nantinya dihadiri oleh Gubernur Kalsel,
Gubernur Riau dan dua anggota Komisi III DPR RI. Acara ini juga dimeriahkan
artis Kalimantan Selatan Jon Tralala.
KBB berharap, baik di tingkat Provinsi Kepri maupun Kota
Batam tercipta kerukunan sesama pemeluk Agama dalam pembangunan Kepri.
"Harapannya agar paguyuban ini, bisa bersinergi
dengan paguyuban lainnya di Kepri dan Batam,agar bersama sama saling bahu
membahu membangun Kepri," harap Edi Yanto.
Selain hiburan, juga ditampilkan pertunjukan seni musik panting
dan madihin. Acara ini mengundang seorang kyai besar yang dikenal dengan
sebutan Tuan Guru Bahrain Djamil untuk memberikan tausiyah agar ada penyegaran
rohani bagi masyarakat Banjar di Kepri maupun di Batam ini dan masyarakat
Batam lainnya
Gubernur Kalimantan Selatan H Rudy Ariffin berpendapat,
"aruh ganal" atau pesta besar salah satu wahana untuk lebih
mempererat silaturahmi.
"Mempererat silaturahmi itu penting guna menimbulkan
rasa kebersamaan untuk membangun atau mencapai tujuan bersama," ujarnya saat
mau meninggalkan Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Selasa.
Kedatangan orang nomor satu di jajaran pemerintah provinsi
(Pemprov) Kalsel itu ke Batam menghadiri undangan puncak acara peringatan Hari
Pers Nasional (HPN) tahun 2015.
Oleh karenanya, Gubernur Kalsel dua periode itu menyambut positif rencana Kerukunan Keluarga Banjar (KKB) Kepri menggelar aruh ganal di Kota Batam pada Maret mendatang.
"Saya sambut positif rencana KKB Kalsel di Kepri ini menggelar aruh ganal. Apalagi aruh ganal nanti mengundang urang Banjar perantauan di provinsi lain di Sumatera," tegasnya.
Oleh karenanya, Gubernur Kalsel dua periode itu menyambut positif rencana Kerukunan Keluarga Banjar (KKB) Kepri menggelar aruh ganal di Kota Batam pada Maret mendatang.
"Saya sambut positif rencana KKB Kalsel di Kepri ini menggelar aruh ganal. Apalagi aruh ganal nanti mengundang urang Banjar perantauan di provinsi lain di Sumatera," tegasnya.
Bahkan menurut KKB Kalsel Kepri, kutipnya, mereka juga akan
mengundang urang Banjar perantauan di negeri jiran Malaysia, Singapore dan
Brunei Darussalam.
"Aruh ganal yang bakal digelar KKB Kalsel di Kepri ini
nanti, tampaknya memang benar-benar ganal. Sebab menurut mereka, warga Banjar
di Kepri saja tercatat 41.000 orang," tuturnya kepada rombongan PWI Kalsel
yang juga menghadiri HPN 2015 di Batam.
"Karena itu pula, insya Allah saya akan hadir pada aruh
ganal warga Banjar perantauan yang nanti digelar KKB Kalsel Kepri di
Batam," lanjut Rudy Ariffin yang mengakhiri masa jabatan kedua sebagai
Gubernur Kalsel Agustus 2015
PAKET
TOUR BUKIT TINGGI PADANG 3H2M
DAY
01. AIRPORT – BUKIT TINGGI
Selamat datang di Sultan
Syarif Kasim International Airport . Anda akan dijemput oleh perwakilan kami.
Setelah pengurusan bagasi, menuju Bukit Tinggi via Lembah Anai. Diperjalanan
berhenti di Air Terjun Lembah Anai untuk menikmati keindahan dan kesejukan air
nya yang diyakini bisa membuat kita awet muda. Kemudian dilanjutkan menuju
Minangkabau Village yang merupakan tempat Dokumentasi Minangkabau. Setelah itu
menuju Resto Oembie Dahlia untuk makan siang dengan menu spesial Baluik lado
hijau, Anyang pucuik kalikih, Ikan goreng, Samba lado uwok, Aia mato
bunga umbi dahlia, Mie bakso umbi bunga dahlia, dan sagon bunga umbi dahlia.
Perjalanan dilanjutkan
dengan mengunjungi tempat pembuatan Bika yaitu makanan khas minang yang terbuat
dari tepung beras ketan. Singgah di Putri Minang, Linduang Bulan & Pandai
Sikek untuk membeli oleh-oleh berupa kerajinan tangan masyarakat Sumatra Barat.
Tiba di Bukit Tinggi & Check in Hotel. Makan malam dilokal restaurant.
DAY 02. BUKIT TINGGI –
PADANG
Setelah sarapan pagi dan
check out hotel, city tour mengunjungi Jam Gadang. Kemudian dilanjutkan menuju
Panorama Ngarai Sianok dan Lobang jepang, Jam Gadang dan free program di Pasar
Atas. Setelah itu makan siang di Local restaurant. Melanjutkan perjalanan menuju
Padang. Setibanya di Padang mengunjungi Kota Lama Padang, Perkampungan cina,
jembatan Siti Nurbaya, Pelabuhan Teluk Bayur, membeli oleh-oleh di Toko Sherly
dan melihat sun set di Pantai Padang. Check in Hotel. Makan malam di local
restaurant.
DAY 03. PADANG – AIRPORT
Setelah sarapan pagi,
check out hotel. Free program sebelum keberangkatan ke Bandara. Tiba di Airport
tour berakhir. Sampai jumpa di tour berikutnya.
Harga
Paket Tour
(Akomodasi Hotel bintang 3 di Bukit
Tinggi & Hotel Bintang 3 di Padang)
• Minimal 03 orang : Rp.1.950.000/orang
Harga Termasuk :
• Transportasi AC
• Makan sesuai Program
• Tiket masuk ke Objek wisata
• Akomodasi Hotel Bintang
• Pemandu Wisata Profesional
• Mineral water dan parkir.
• Pemandu Wisata Profesional
• Mineral water dan parkir.
Harga tidak termasuk :
• Tiket pesawat & Airport Tax
• Tipping Guide & Supir
• Optional Tour,pengeluaran pribadi & Asuransi
• Tiket pesawat & Airport Tax
• Tipping Guide & Supir
• Optional Tour,pengeluaran pribadi & Asuransi
For
Reservation : Laena Tour and Travel Pekanbaru
0761-571134
085265688118
Email
: arienita@laenatour.co.id
MASJID ALMARHUM SHEIKH HJ
ABD RAHMAN AL SIDDIQUE SAPAT @ HIDAYAT
MUFTI KERAJAAN
INDERAGIRI
Syekh
Abdurrahman Siddiq bin Muhammad 'Afif bin Mahmud bin Jamaluddin Al-Banjari (lahir di Dalam Pagar, Martapura, Kalimantan
Selatan tahun 1857 –
meninggal di Sapat, Indragiri Hilir, Riau 10 Maret 1930
pada umur 72 tahun) adalah seorang ulama dari etnis Banjar yang dikenal dimana-mana bahkan sampai di Mekkah
karena ia juga menjadi pengajar di Masjidil Haram.[1]
Muridnya tersebar sampai ke Singapura, Malaysia
dan Kalimantan
Beliau melakukan
perjalanan menuntut ilmu ke Padang, Sumatera Barat. Setelah menyelesaikan pendidikan di Padang pada 1882, ia masih haus ilmu.
Maka pergilah syekh ke kota kelahirn Islam, Makkah pada tahun 1887.
Di tanah suci, Abdurrahman Siddiq banyak menghadiri majelis ilmu para ulama
ternama Saudi. Tak hanya di Makkah, ia pun giat bergabung di halaqah-halaqah
ilmu di Masjid Nabawi di Madinah. Kegiatan tersebut ia lakukan hingga tujuh
tahun lamanya. Bahkan Syekh juga sempat menjadi pengajar di Masjidil Haram
selama dua tahun sebelum kemudian kembali ke tanah air.
Ia diangkat
oleh Sultan Mahmud Shah (Raja Muda) sebagai Mufti Kerajaan Indragiri 1919-1939
berkedudukan di Rengat dan mengabdikan diri di Kerajaan
Indragiri.
Syekh Abdurrahman Siddiq adalah seorang Ulama besar yang
pernah menjadi Mufti di Kerajaan Indragiri di Rengat, termasuk juga
karangan-karangan beliau yang sudah terkenal menjadikan beliau sebagai Ulama
yang sangat cerdas. Dari kebesaran nama beliau lah tidak pernah hentinya para
penziarah yang datang dari berbagai penjuru daerah datang ke makam Syekh
Abdurrahman Siddiq di Kampung Sapat, Kecamatan Kuala Indragiri Kabubaten Indragiri Hilir untuk memanjatkan tahlil dan
doa sebagi bentuk penghargaan kepada Syekh Abdurrahman Siddiq dalam menyiarkan
Syariat Islam.
Untuk
sampai kemakam beliau memerlukan waktu lebih kurang 30 minit dari kota Tembilahan dengan
menelusuri Sungai Idragiri. Untuk sampai kesana, para penziarah boleh menggunakan
perahu bermotor, oleh masyarakat disana lebih dikenal dengan “Pancong”. dengan
bayaran , yang dikenakan kepada kami
sebanyak Rp.500.000 untuk perjalanan pergi dan balik. 20 minit sehala. Biasa
muatan ialah 12 orang.
Sampai
di pelabuhan Kuala Indah Parit Hidayat Sapat barulah bermotorsikal jalan darat, penziarah atau juga menggunakan
jasa ojek untuk sampai ke Makam Syekh Abdurrahman Siddiq. Makam beliau berada
di Kampung Sapat dan disekitaran makam beliau juga terdapat makam-makam
lainnya. Beliau memiliki 24 orang anak, dari kesemuanya ini diberikan jatah
untuk menjaga makam beliau untuk 1 orang selama 20 hari, dan ini di lakukan
secara bergantian oleh anak-anak Syekh Abdurrahman Siddiq, “ini lah yang
membuat sejarah tidak pernah putus antara almarhum dangan para Muhibbin,
penziarah melalui ahli waris keluarga beliau sendiri” ujar H.M Ali Azhar,
S.Sos, MH selaku keturunan Syekh Abdurrahman Siddiq “ kepada anak-anak almarhum
Beliau ini tidak pernah meninggalkan bagaiman cara supaya para penziarah itu
sendiri berziarah dengan tenang dan aman yang semuanya ini di arahkan oleh
putra-putri almarhum ini” tambahnya.
Salah
Satu makam yang ada di pusara di samping kanan makam Syekh Abdurruahman Siddiq
ini adalah Mak Ciknya Tuan Guru Syekh Abdurrahman Siddiq, iaitu Siti Sa’idah
yang mengasuh beliau ketika di tinggalkan oleh orang tuanya ketika berumur 2
tahun hingga dewasa.
Dan
ditepinya lagi adalah makam salah
seorang istri beliau, selain itu adalah yang ada di sekitarnya terdapat juga
makam-makam murid beliau dan juga masyarakat sekitar yang juga mendapat pendidikan
dari beliau, baik itu masyarakat di Inhil sendiri ataupun dari Malaysia, Singapura
dan sebagaina. Makam Syekh Abdurrahman Siddiq ini tidak pernah sepi dari
penziarah, kerana hampir setiap hari selalu ada penziarah terutama masyarakat
Kab. Indragiri Hilir, oleh sebab itu makam ini tidak pernah ditinggalkan oleh
keturunan beliau. Konon katanya Makam Syeikh Abdurrahman Siddiq ini telah
beliau bangun sewaktu beliau masih hidup.
Makam
beliau berada di dekat masjid Jami’ al Hidayah yang mana masjid ini dibangun
oleh Syekh Abdurrahman Siddiq bersama murid-muridnya.
KARYA-KARYA TULISAN
Syekh
Abdurrahman Siddiq bin Muhammad 'Afif dikenal sebagai Pujangga dan Sastrawan
yang semasa hidupnya mengarang sejumlah buku sasta dan agama. Tuan guru Syekh
Abdurrahman, demikian panggilan hormat ia telah menulis karyanya berupa
kumpulan puisi berjudul "Syair Ibarat Kabar Kiamat" yang diterbitkan
oleh Ahmadiyah Press Singapura Tahun 1915.
Beberapa syair sangat kritis dalam nuansa religius. Karya-karya tulis ia antara
lain :
PERLU PERHATIAN: Kompleks
pemakaman ulama besar Syeikh Abdurrahman Siddiq bin Muhammad ‘Afif bin Mahmud
bin Jamaluddin Al-Banjari di Kampung Hidayah, Sapat, Kabupaten Indragiri
Hilir, Provinsi Riau
KOMPLEKS
pemakaman ulama besar Syekh Abdurrahman Siddiq bin Muhammad ‘Afif bin Mahmud
bin Jamaluddin Al-Banjari, yang berada di Kampung Hidayah, Sapat, Kabupaten
Indragiri Hilir, Provinsi Riau, perlu perhatian.
KOTA KUALA TUNGKAL
Kuala Tungkal.
sebuah kota kecil di utara Kota Jambi. Untuk sampai
ke ibukota Kabupaten Tanjung Jabung Barat ini mengambil
masa dua setengah jam
dari Kota Jambi dengan menggunakan mobil atau motorsikal. Sebagian besar rumah di kota ini dibangun seperti
rumah bertiang kerana Kuala Tungkal
merupakan daerah rawa. Banyak didirikan rumah bertingkat (empat atau lima) yang digunakan untuk
sarang burung walet.
Kawasan pelancongan di kota ini
antara lain, ‘pelabuhan’ Kuala Tungkal, pasar tradisional di pinggir sungai
(yang dekat dengan lautnya) dan pusat perbelanjaan barang seken (second).
Pelabuhannya begitu sederhana. Jalan setapak menuju kapal boat masih menggunakan kayu dan dibangun seperti panggung. Namun demikian banyak pelancong yang memanfaatkan pelabuhan ini untuk pergi menuju pulau Batam bahkan ke negara tetangga, Singapura. Pemandangan pagi dan sore saat sunset dan sunrise sungguh eksotik. Jika air surut, kita dapat melihat binatang-binatang laut seperti kepiting dan ‘ikan’ muncul dari lumpur yang mengelilingi pelabuhan itu.
Pasar
tradisionalnya menyuguhkan suasana yang lain. Ikan segar yang dibawa oleh
kapal-kapal, setiap pagi dibongkar tak jauh dari pasar yang lagi-lagi
dibangun di atas panggung. Udang, kerang, kepiting, dan ikan beraneka ragam
akan memuaskan anda yang hobi pada makanan laut.
Selain pasar
tradisional, di sepanjang jalan menuju pasar berderet toko-toko yang menjual
barang seken. Walaupun belum pernah menemukan sesuatu untuk dibeli, saya
sungguh menikmati perjalanan saya keluar masuk toko untuk sekedar melihat-lihat
atau menghantar
teman untuk
membeli belah.
Untuk
menjelajahi tiga tempat itu dan merasakan suasana asyik Kota Kuala Tungkal, kita
boleh menggunakan becak
‘sepeda’ khas kota Kuala Tungkal dan beberapa kota di Sumatera.
Setelah terbukanya Kota Kuala
Tungkal maka semakin banyak orang mulai datang, sekitar tahun 1902 dari suku
Banjar yang berimigrasi dari Pulau Kalimantan melalui Malaysia. Mereka
ini berjumlah 16 orang antara lain : H.Abdul Rasyid, Hasan, Si Tamin gelar
Pak Awang, Pak Jenang, Belacan Gelar Kucir, Buaji dan kemudian mereka ini
berdatangan lagi dengan jumlah agak lebih besar yaitu 56 orang yang dipimpin
oleh Haji Anuari dan iparnya Haji Baharuddin, Rombongan 56 orang ini banyak
menetap di Bram Itam Kanan dan Bram Itam Kiri. Selanjutnya datang lagi dari
suku Bugis, Jawa, Suku Donok atau Suku Laut yang banyak hidup dipantai/laut,
dan Cina serta India yang datang untuk berdagang .
Pada tahun 1901 kerajaan Jambi
takluk keseluruhannya kepada Pemerintahan Belanda termasuk Tanah Tungkal
khususnya di Tungkal Ulu yang Konteleir jenderalnya berkedudukan di Pematang
Pauh. Sehingga pecahlah perperangan antara masyarakat Tungkal Ulu dan Merlung
dengan Belanda. Karena mendapat serangan yang cukup berat akhirnya pemerintah
Belanda mengundurkan diri dan hengkang dari wilayah itu. Perperangan itu
dipimpin oleh Raden Usman anak dari Badik Uzaman. Raden
Usman kemudian wafat dan dimakamkan di Pelabuhan Dagang.
Selanjutnya muncullah Pemerintahan
Kerajaan Lubuk Petai yang dipimpin oleh Orang Kayo Usman dan Lubuk Petai
kemudian membentuk pemerintahan baru. Pada waktu itu dibentuklah oleh
H.Muhammad Dahlan Orang Kayo yang pertama dalam penyusunan pemerintahan yang
baru.
KOTA JAMBI
MASJID AGUNG JAMBI – MASJID 1000 TIANG
ISTANA
PAGARUYUNG DI BATU SANGKAR
Pagar
Ruyung (juga Pagarruyung
atau Pagaruyung) adalah pusat pemerintahan raja-raja Minangkabau namun tidak banyak yang diketahui mengenai sejarahnya. Pagar Ruyung masa
kini adalah nama sebuah perkampungan di subdaerah Tanjung Emas di Tanah Datar, Sumatra Barat, Indonesia.
Kompleks Batu Bersurat Adityawarman di Pagar Ruyung
Adityawarman dipercayai telah menubuh kerajaan Pagar Ruyung dan memerintah di kawasan
Sumatra
tengah dari 1347
hingga 1375
dan menguasai perdagangan emas di sana. Beberapa artifak yang ditemui dari
era pemerintahan Adityawarman ini termasuk batu-batu yang mengandungi
inskripsi dan beberapa tugu-tugu. Artifak-artifak ini kebanyakkanya dijumpai
di Bukit Gombak, sebuah bukit yang berdekatan dengan kawasan Pagar
Ruyung moden, dan dipercayai telah berdiri sebuah istana di sana.
Dalam Suma Oriental yang ditulis antara tahun 1513
dan 1515,
Tome Pires menerangkan susunan wilayah kekuasaan dari raja
Minangkabau terdiri daripada darek (land) dan rantau (sea/coast),
selain daripada dataran tinggi Sumatra tempat rajanya tinggal, wilayah pantai
timur Arcat (antara Aru dan Rokan) ke Jambi termasuk Indragiri, dan Siak
serta kawasan pelabuhan pantai barat Panchur (Barus), Tiku dan Pariaman
merupakan bagian dari tanah Minangkabau, walaupun untuk beberapa daerah
pantai timur Sumatra seperti Jambi
dan Palembang disebutkan telah dipimpin oleh seorang patih yang ditunjuk dari Jawa[1]. Belakangan
daerah-daerah rantau seperti Siak, Kampar dan Indragiri kemudian lepas dan
ditaklukkan oleh Kesultanan
Melayu Melaka dan Kesultanan Aceh[2].
Menjelang
kurun ke-16, selepas pemerintahan Adityawarman, diriwayatkan bahawa
pemerintahan beraja berpecah kepada tiga. Mereka adalah "Raja
Alam", "Raja Adat" dan "Raja Ibadat". Mereka bertiga
dikenali sebagai "Rajo Tigo Selo" atau Raja Tiga Kedudukan.
Batu bersurat dari kerajaan Adityawarman. Orang Eropah
pertama yang memasuki daerah ini adalah Thomas Dias, seorang Portugis yang digaji oleh gabernor Belanda di
Melaka
pada masa itu[3] Dia
dikatakan mengembara dari pantai timur untuk tiba ke kawasan tersebutdan
melaporkan, kemungkinannya dari cerita orang, bahawa terdapat istana di
Pagaruyung dan pelawat perlu melalui tiga pagar untuk memasukinya.[4] Dia
melaporkan bahawa kerja utama penduduk tempatan pada masa itu merupakan
mendulang emas dan pertanian.
Peperangan
saudara berlaku pada tahun 1803 di antara puak fundamentalis Islam
yang dikenali sebagai Kaum Padri dengan keluarga diraja Pagar Ruyung. Semasa
konflik ini, ramai keluarga diraja Minangkabau telah terbunuh pada 1815 atas
perintah Tuanku Lintau.
Pihak
Inggeris telah menguasai kawasan persisiran barat Sumatra dari 1795 hingga
1819. Stamford
Raffles telah menziarahi
Pagar Ruyung pada 1818, tiba ke sana melalui pantai barat, dan ketika itu
telah dibakar hangus ketanah sebanyak tiga kali. Ia dibina semula selepas dua
kebakaran pertama, tetapi ditinggalkan selepas kebakaran ketiga dan Raffles
mendapati hanya pokok beringin / waringin saja yang tinggal.
Pihak Belanda
kembali ke Padang pada Mei 1819. Hasil perjanjian dengan beberapa orang
penghulu dan waris keluarga di raja Minangkabau yang dibunuh, pasukan Belanda
membuat serangan pertama mereka ke atas kampung Padri pada April 1821.
ISTANA PAGARUYUNG DI BATU SANGKAR
LUBANG JEPANG BUKIT TINGGI
Lubang
Jepang Bukit Tinggi (juga dieja Lobang Jepang)
adalah salah satu objek wisata sejarah yang ada di Kota Bukit
Tinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Lubang Jepang merupakan sebuah terowongan
(bunker) perlindungan yang dibangun tentara pendudukan Jepangsekitar
tahun 1942 untuk kepentingan pertahanan.
SEJARAH
Salah satu pintu masuk ke Lubang Jepang
di Ngarai Sianok
Sebelumnya, Lubang Jepang dibangun
sebagai tempat penyimpanan perbekalan dan peralatan perang tentara Jepang,
dengan panjang terowongan yang mencapai 1400 m dan berkelok-kelok serta
memiliki lebar sekitar 2 meter. Sejumlah ruangan khusus terdapat di
terowongan ini, di antaranya adalah ruang pengintaian, ruang penyergapan, penjara,
dan gudang senjata.
Selain lokasinya yang strategis di kota
yang dahulunya merupakan pusat pemerintahan Sumatera Tengah, tanah yang
menjadi dinding terowongan ini merupakan jenis tanah yang jika bercampur air
akan semakin kokoh. Bahkan gempa yang mengguncang Sumatera Barat
tahun 2009 lalu tidak banyak merusak struktur terowongan.
Diperkirakan puluhan sampai ratusan
ribu tenaga kerja paksa atau romusha dikerahkan dari
pulau Jawa, Sulawesi dan Kalimantan untuk menggali
terowongan ini. Pemilihan tenaga kerja dari luar daerah ini merupakan
strategi kolonial Jepang untuk menjaga kerahasiaan megaproyek ini. Tenaga
kerja dari Bukit Tinggi sendiri dikerahkan di antaranya untuk mengerjakan
terowongan pertahanan di Bandung dan Pulau Biak.
DESTINASI PELANCONGAN
Lubang Jepang mulai dikelola menjadi
objek wisata sejarah pada tahun 1984, oleh pemerintah kota Bukit Tinggi.
Beberapa pintu masuk ke Lubang Jepang ini diantaranya terletak pada
kawasan Ngarai Sianok, Taman Panorama, di samping Istana Bung
Hatta dan di Kebun Binatang Bukit Tinggi.
JAM GADANG DILIHAT DARI ARAH PASAR ATEH ATAU
ARAH TIMUR KOTA BUKIT TINGGI
Jam
Gadang adalah nama untuk
menara jam yang terletak di pusat kota Bukit Tinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Menara jam ini memiliki jam
dengan ukuran besar di empat sisinya sehingga dinamakan Jam Gadang, sebutan bahasa
Minangkabau yang berarti
"jam besar".
Selain
sebagai pusat penanda kota Bukit Tinggi, Jam Gadang juga telah dijadikan
sebagai objek wisata dengan diperluasnya taman
di sekitar menara jam ini. Taman tersebut menjadi ruang interaksi masyarakat
baik di hari kerja maupun di hari libur. Acara-acara yang sifatnya umum biasanya diselenggarakan di sekitar
taman dekat menara jam ini.
Jam Gadang
memiliki denah dasar seluas 13 x 4 meter.
Bagian dalam menara jam setinggi 26 meter ini terdiri dari beberapa tingkat,
dengan tingkat teratas merupakan tempat penyimpanan bandul.
Bandul tersebut sempat patah hingga harus diganti akibat gempa pada tahun 2007.
Terdapat 4 jam
dengan diameter
masing-masing 80 cm pada Jam Gadang. Jam tersebut didatangkan langsung dari Rotterdam, Belanda
melalui pelabuhan
Teluk Bayur dan digerakkan
secara mekanik oleh mesin yang hanya dibuat 2 unit di dunia, yaitu Jam Gadang
itu sendiri dan Big Ben di London, Inggris. Mesin jam dan permukaan jam terletak pada satu
tingkat di bawah tingkat paling atas. Pada bagian lonceng tertera pabrik
pembuat jam yaitu Vortmann Relinghausen. Vortman adalah nama belakang pembuat
jam, Benhard Vortmann, sedangkan Recklinghausen adalah nama kota di Jerman
yang merupakan tempat diproduksinya mesin jam pada tahun 1892.
Jam Gadang
dibangun tanpa menggunakan besi peyangga dan adukan semen.
Campurannya hanya kapur, putih telur, dan pasir putih.
SEJARAH
Jam Gadang
selesai dibangun pada tahun 1926 sebagai hadiah dari Ratu Belanda kepada Rook
Maker, sekretaris atau controleur Fort de Kock (sekarang Kota Bukit Tinggi) pada masa pemerintahan Hindia-Belanda. Arsitektur menara jam ini dirancang oleh Yazid Rajo Mangkuto, sedangkan peletakan batu pertama dilakukan oleh putra
pertama Rook Maker yang pada saat itu masih berusia 6 tahun.
Pembangunan
Jam Gadang menghabiskan biaya sekitar 3.000 Gulden,
biaya yang tergolong fantastis untuk ukuran waktu itu. Sehingga sejak
dibangun dan sejak diresmikannya, menara jam ini telah menjadi pusat
perhatian setiap orang. Hal itu pula yang mengakibatkan Jam Gadang kemudian
dijadikan sebagai penanda atau markah tanah dan juga titik nol Kota Bukit Tinggi.[1]
Sejak
didirikan, menara jam ini telah mengalami tiga kali perubahan pada bentuk
atapnya. Awal didirikan pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, atap pada Jam
Gadang berbentuk bulat dengan patung ayam jantan menghadap ke arah timur di
atasnya. Kemudian pada masa pendudukan
Jepang diubah menjadi
bentuk pagoda.
Terakhir setelah Indonesia merdeka, atap pada Jam Gadang diubah menjadi bentuk
gonjong atau atap pada rumah adat Minangkabau, Rumah Gadang.
Renovasi
terakhir yang dilakukan pada Jam Gadang adalah pada tahun 2010 oleh Badan
Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) dengan dukungan pemerintah kota Bukit
Tinggi dan Kedutaan Besar Belanda di Jakarta.
Renovasi tersebut diresmikan tepat pada ulang tahun kota Bukit Tinggi yang
ke-262 pada tanggal 22 Desember 2010
GUNUNG MERAPI – MELETUS 1926 - 6000 KORBAN NYAWA
Gunung Merapi (ketinggian puncak 2.968 mdpl, per 2006) adalah gunung berapi di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di
Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten
Magelang di sisi barat,
Kabupaten
Boyolali di sisi utara
dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Kawasan hutan di
sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sejak tahun 2004.
Gunung ini sangat berbahaya karena menurut
catatan modern mengalami erupsi (puncak keaktifan) setiap dua sampai
lima tahun sekali dan dikelilingi oleh pemukiman yang sangat padat. Sejak
tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali Kota Magelang dan Kota Yogyakarta adalah kota besar terdekat, berjarak di bawah
30 km dari puncaknya. Di lerengnya masih terdapat pemukiman sampai
ketinggian 1700 m dan hanya berjarak empat kilometer dari
puncak. Oleh karena tingkat kepentingannya ini, Merapi menjadi salah satu
dari enam belas gunung api dunia yang termasuk dalam proyek Gunung
Api Dekade Ini (Decade
Volcanoes).[1]
BATAM - AROH
GANAL - JELAJAH SUMATERA 2015
|
||||||||||||||||||||||||||||
Rupiah
|
Ringgit
- RM
|
|||||||||||||||||||||||||||
JUMAAT 27.3.15 - Bagan Serai
|
||||||||||||||||||||||||||||
Bas - Bagan Serai - Larkin 10.20
mlm.
|
|
136.00
|
||||||||||||||||||||||||||
SABTU 28.3.15
- Larkin /Batam
|
||||||||||||||||||||||||||||
Teksi Larkin - Stuang Laut 7.30 am
|
|
20.00
|
||||||||||||||||||||||||||
Ferry Stulang Laut - Batam Centre
|
168.00
|
|||||||||||||||||||||||||||
Greenland Hotel - Batam 11.50 am
|
710.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
Kriuk2 Restaurant
- drinks etc
|
65.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
Tour Batam / Barelang 2.30 pm
|
200.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
Dinner - Kriuk2 Restaurant
|
157.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
AHAD 29.03.15 - Batam
|
||||||||||||||||||||||||||||
Hotel Harmoni One Batam
|
720.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
Dinner restoren Padang di
Batam
|
165.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
Soft Drinks / dll
|
50.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
ISNIN 30.3.15 - Tembilahan
|
||||||||||||||||||||||||||||
Teksi ke Skupang
|
110.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
Bot Skupang - Tembilahan
|
840.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
Tax Pelabuhan
|
12.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
Orange / drinks
|
16.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
Keropok / satay / beca keliling kota
|
160.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
Arrahman Hotel Tembilahan
|
140.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
Ujik pelabuhan
|
30.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
Sandwich dll
|
44.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
Dinner
|
33.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
31.03.15 SELASA - Sapat - K.Tungkal - Jambi
|
||||||||||||||||||||||||||||
Speedboat ke Sapat
|
500.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
Ujik minum - Sapat
@ Hidayat
|
73.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
Tembilahan - K.Tungkal
|
240.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
Nasi Padang - Kuala Tungkal
|
70.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
Trapel Kuala Tungkal ka Jambi
|
140.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
Nusa Wijaya Hotel , Jambi
|
270.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
Satay Jambi dll
|
70.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
Bas Jambi ka Bukit Tinggi
|
280.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
Putar Jambi
/Masjid/Museum/Candi
|
294.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
01.4.15 RABU - Bermalam di Jambi
|
||||||||||||||||||||||||||||
Hotel Nusa Wijaya
|
||||||||||||||||||||||||||||
Drinks dll
|
30.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
Dinner / satay / Juice
|
64.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
02.04.15 KHAMIS
|
||||||||||||||||||||||||||||
Dalam bas Jambi ka Bukit
Tinggi 3.00 pm - 6.00 am
|
||||||||||||||||||||||||||||
Flight Padang - KLIA2
|
820.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
Lunch Bukit Tinggi
|
95.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
03.04.15 JUMAAT - Bukit Tinggi
|
||||||||||||||||||||||||||||
Pagar Ruyung
|
14.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
Lunch di Pagarruyung
|
144.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
Lubang Japang
|
40.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
Bobby - supir Hj Marhalim
|
100.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
04.05.15 SABTU - Bulit Tinggi - Padang
|
||||||||||||||||||||||||||||
PADANG , Musafir Inn
|
||||||||||||||||||||||||||||
Lunch - Kepala ikan KARANG
|
141.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
Kelapa -Malin Kundang,Pantai
Manis
|
30.000
|
|||||||||||||||||||||||||||
05.04.15 Padang - KL
|
||||||||||||||||||||||||||||
KLIA2 - Kamunting Raya Bas
|
98.00
|
|||||||||||||||||||||||||||
Drinks / Breakfast KLIA2
|
22.80
|
|||||||||||||||||||||||||||
6867.000
|
RM
444.80
|
|
||||||||||||||||||||||||||
RM 2590.70 / 2
= RM 1295.35
|
RM
2145.90
|
RM
444.80
|
RM 2590.70
|
|||||||||||||||||||||||||
No comments:
Post a Comment