Friday, December 28, 2018

AROH GANAL HOTEL HARMONI ONE BATAM 2014


Minum pagi di Terminal bas Larkin sebelum berangkat ke Stulang Laut/Batam.


Dalam feri dari Stulang Laut ke Batam


Hotel di Batam



Jambatan Barelang Batam






Dalam dewan Hotel Harmoni One Batam.


Meja Makan Dewan Hotel Harmoni One





Aroh Ganal 2014 BATAM




TETAMU VIP SELURUH NUSANTARA








TERIMA KASIH SABARATAAN


AROH GANAL BATAM DAN
JELAJAH SUMATERA 2015


KERUKUNAN BANJAR SEDUNIA


1.      Batam / Skupang
2.      Tembilahan
3.      Sapat
4.      Kuala Tungkal
5.      Jambi
6.      Bukit Tinggi / Pagarruyung/ Batu Sangkar
7.      Padang


AROH GANAL menggantikan nama program JAMUAN RAKYAT bagi masyarakat keturunan Banjar di Masjid Tinggi . Mungkin pelik bagi sesetengah orang tetapi ungkapan yang bermaksud "KENDURI BESAR" itu menjadi sebutan penduduk yang majoritinya adalah daripada etnik Banjar ketika sibuk menyambut Perdana Menteri Malaysia. Sejak awal pagi, persiapan memasak dimulakan dengan lima ekor lembu disembelih untuk dijadikan menu utama masakan, khususnya "ampal" atau masak kurma daging yang menjadi makanan tradisi masyarakat Banjar, etnik utama di kalangan lebih 2,000 penduduk daripada 470 keluarga di kampung itu.

Penyerahan Keris Pusaka saat Aruh Ganal, Batam

Penyerahan keris pusaka Senpana Raja dari Pangeran Nooryakin Mugeni yang mewakili Sultan Khairul Saleh Al Mu'thasim yang diberikan kepada ketua KBB Kepri Syamdudin Uti dan keris pusaka Arjuna Papilis kepada ketua KBB Kota Batam , Kurnadi. pada acara arug ganal warga Banjar di Kota Batam (29/3) /Antaranews Kalsel/Hasan Z
Batam centre (HK) - Masyarakat suku Banjar di Provinsi Kepri akan menggelar acara Aruh Ganal (pesta kenduri besar) pada 29 Maret 2015 mendatang di Hotel Harmoni One. Kegiatan itu bertepatan dengan pelantikan pengurus Kerukunan Bubuhan Banjar (KKB) di tingkat Provinsi Kepri dan Kota Batam.
Menurut Edi Yanto, Ketua pantia Aruh Ganal, tujuan digelarnya acara Arul Ganal untuk mengenalkan budaya Banjar kepada masyarakat Kepri maupun Kota Batam. Kegiatan ini ditampilkan warga Banjar yang telah merantau ke Kepri. 
Ditambahkan Edi, masyarakat Banjar umumnya yang ada di Kepri dan Kota Batam  belum mengenal budaya Banjar yang berasal dari Kalsel tersebut,baik dari sisi seni maupun  budayanya.
" Dan dengan acara inilah,nantinya kami dari Kerukunan Bubuhan Banjar (kKB) Kepri akan menggelar pagelaran budaya dan seni masyarakat Banjar Kalimantan Selatan" ujarnya.
Acara ini juga digelar sekaligus dengan pengukuhan seluruh pengurus KKB Kepri dan Kota Batam yang nantinya dihadiri oleh Gubernur Kalsel, Gubernur Riau dan dua anggota Komisi III DPR RI. Acara ini juga dimeriahkan artis Kalimantan Selatan Jon Tralala.
KBB berharap, baik di tingkat Provinsi Kepri maupun Kota Batam  tercipta kerukunan sesama pemeluk Agama dalam pembangunan Kepri.
"Harapannya agar  paguyuban ini, bisa bersinergi dengan paguyuban lainnya di Kepri dan Batam,agar bersama sama saling bahu membahu membangun Kepri," harap  Edi Yanto.
Selain hiburan, juga ditampilkan pertunjukan seni musik panting dan madihin. Acara ini mengundang seorang kyai besar yang dikenal dengan sebutan Tuan Guru Bahrain Djamil untuk memberikan tausiyah agar ada penyegaran rohani bagi masyarakat Banjar  di Kepri maupun di Batam ini dan masyarakat Batam lainnya
Gubernur Kalimantan Selatan H Rudy Ariffin berpendapat, "aruh ganal" atau pesta besar salah satu wahana untuk lebih mempererat silaturahmi.
"Mempererat silaturahmi itu penting guna menimbulkan rasa kebersamaan untuk membangun atau mencapai tujuan bersama," ujarnya saat mau meninggalkan Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Selasa.
Kedatangan orang nomor satu di jajaran pemerintah provinsi (Pemprov) Kalsel itu ke Batam menghadiri undangan puncak acara peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2015.
Oleh karenanya, Gubernur Kalsel dua periode itu menyambut positif rencana Kerukunan Keluarga Banjar (KKB) Kepri menggelar aruh ganal di Kota Batam pada Maret mendatang.
"Saya sambut positif rencana KKB Kalsel di Kepri ini menggelar aruh ganal. Apalagi aruh ganal nanti mengundang urang Banjar perantauan di provinsi lain di Sumatera," tegasnya.
Bahkan menurut KKB Kalsel Kepri, kutipnya, mereka juga akan mengundang urang Banjar perantauan di negeri jiran Malaysia, Singapore dan Brunei Darussalam.
"Aruh ganal yang bakal digelar KKB Kalsel di Kepri ini nanti, tampaknya memang benar-benar ganal. Sebab menurut mereka, warga Banjar di Kepri saja tercatat 41.000 orang," tuturnya kepada rombongan PWI Kalsel yang juga menghadiri HPN 2015 di Batam.
"Karena itu pula, insya Allah saya akan hadir pada aruh ganal warga Banjar perantauan yang nanti digelar KKB Kalsel Kepri di Batam," lanjut Rudy Ariffin yang mengakhiri masa jabatan kedua sebagai Gubernur Kalsel Agustus 2015

PAKET TOUR BUKIT TINGGI PADANG 3H2M
DAY 01. AIRPORT – BUKIT TINGGI
Selamat datang di Sultan Syarif Kasim International Airport . Anda akan dijemput oleh perwakilan kami. Setelah pengurusan bagasi, menuju Bukit Tinggi via Lembah Anai. Diperjalanan berhenti di Air Terjun Lembah Anai untuk menikmati keindahan dan kesejukan air nya yang diyakini bisa membuat kita awet muda. Kemudian dilanjutkan menuju Minangkabau Village yang merupakan tempat Dokumentasi Minangkabau. Setelah itu menuju Resto Oembie Dahlia untuk makan siang dengan menu spesial Baluik lado hijau, Anyang pucuik kalikih, Ikan goreng, Samba lado uwok,  Aia mato bunga umbi dahlia, Mie bakso umbi bunga dahlia, dan sagon bunga umbi dahlia.
Perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi tempat pembuatan Bika yaitu makanan khas minang yang terbuat dari tepung beras ketan. Singgah di Putri Minang, Linduang Bulan & Pandai Sikek untuk membeli oleh-oleh berupa kerajinan tangan masyarakat Sumatra Barat. Tiba di Bukit Tinggi & Check in Hotel. Makan malam dilokal restaurant.
DAY 02. BUKIT TINGGI – PADANG
Setelah sarapan pagi dan check out hotel, city tour mengunjungi Jam Gadang. Kemudian dilanjutkan menuju Panorama Ngarai Sianok dan Lobang jepang, Jam Gadang dan free program di Pasar Atas. Setelah itu makan siang di Local restaurant. Melanjutkan perjalanan menuju Padang. Setibanya di Padang mengunjungi Kota Lama Padang, Perkampungan cina, jembatan Siti Nurbaya, Pelabuhan Teluk Bayur, membeli oleh-oleh di Toko Sherly dan melihat sun set di Pantai Padang. Check in Hotel. Makan malam di local restaurant.
DAY 03. PADANG – AIRPORT
Setelah sarapan pagi, check out hotel. Free program sebelum keberangkatan ke Bandara. Tiba di Airport tour berakhir. Sampai jumpa di tour berikutnya.
Harga Paket Tour
(Akomodasi Hotel bintang 3 di Bukit Tinggi & Hotel Bintang 3 di Padang)
• Minimal 03 orang : Rp.1.950.000/orang

Harga Termasuk :

• Transportasi AC
• Makan sesuai Program
• Tiket masuk ke Objek wisata
• Akomodasi Hotel Bintang
• Pemandu Wisata Profesional
• Mineral water dan parkir.
Harga tidak termasuk :
• Tiket pesawat & Airport Tax
• Tipping Guide & Supir
• Optional Tour,pengeluaran pribadi & Asuransi

For Reservation : Laena Tour and Travel Pekanbaru
0761-571134
085265688118
Email : arienita@laenatour.co.id

MASJID ALMARHUM SHEIKH HJ ABD RAHMAN AL SIDDIQUE SAPAT @ HIDAYAT
MUFTI KERAJAAN INDERAGIRI

Syekh Abdurrahman Siddiq bin Muhammad 'Afif bin Mahmud bin Jamaluddin Al-Banjari (lahir di Dalam Pagar, Martapura, Kalimantan Selatan tahun 1857 – meninggal di Sapat, Indragiri Hilir, Riau 10 Maret 1930 pada umur 72 tahun) adalah seorang ulama dari etnis Banjar yang dikenal dimana-mana bahkan sampai di Mekkah karena ia juga menjadi pengajar di Masjidil Haram.[1] Muridnya tersebar sampai ke Singapura, Malaysia dan Kalimantan
Beliau  melakukan perjalanan menuntut ilmu ke Padang, Sumatera Barat. Setelah menyelesaikan pendidikan di Padang pada 1882, ia masih haus ilmu. Maka pergilah syekh ke kota kelahirn Islam, Makkah pada tahun 1887.
Di tanah suci, Abdurrahman Siddiq banyak menghadiri majelis ilmu para ulama ternama Saudi. Tak hanya di Makkah, ia pun giat bergabung di halaqah-halaqah ilmu di Masjid Nabawi di Madinah. Kegiatan tersebut ia lakukan hingga tujuh tahun lamanya. Bahkan Syekh juga sempat menjadi pengajar di Masjidil Haram selama dua tahun sebelum kemudian kembali ke tanah air.
Ia diangkat oleh Sultan Mahmud Shah (Raja Muda) sebagai Mufti Kerajaan Indragiri 1919-1939 berkedudukan di Rengat dan mengabdikan diri di Kerajaan Indragiri.
Syekh Abdurrahman Siddiq adalah seorang Ulama besar yang pernah menjadi Mufti di Kerajaan Indragiri di Rengat, termasuk juga karangan-karangan beliau yang sudah terkenal menjadikan beliau sebagai Ulama yang sangat cerdas. Dari kebesaran nama beliau lah tidak pernah hentinya para penziarah yang datang dari berbagai penjuru daerah datang ke makam Syekh Abdurrahman Siddiq di Kampung Sapat, Kecamatan  Kuala Indragiri Kabubaten  Indragiri Hilir untuk memanjatkan tahlil dan doa sebagi bentuk penghargaan kepada Syekh Abdurrahman Siddiq dalam menyiarkan Syariat Islam.
Untuk sampai kemakam beliau memerlukan waktu lebih kurang  30 minit dari kota Tembilahan dengan menelusuri Sungai Idragiri. Untuk sampai kesana, para penziarah boleh menggunakan perahu bermotor, oleh masyarakat disana lebih dikenal dengan “Pancong”. dengan bayaran  , yang dikenakan kepada kami sebanyak Rp.500.000 untuk perjalanan pergi dan balik. 20 minit sehala. Biasa muatan ialah 12 orang.
Sampai di pelabuhan Kuala Indah Parit Hidayat Sapat barulah bermotorsikal  jalan darat, penziarah atau juga menggunakan jasa ojek untuk sampai ke Makam Syekh Abdurrahman Siddiq. Makam beliau berada di Kampung Sapat dan disekitaran makam beliau juga terdapat makam-makam lainnya. Beliau memiliki 24 orang anak, dari kesemuanya ini diberikan jatah untuk menjaga makam beliau untuk 1 orang selama 20 hari, dan ini di lakukan secara bergantian oleh anak-anak Syekh Abdurrahman Siddiq, “ini lah yang membuat sejarah tidak pernah putus antara almarhum dangan para Muhibbin, penziarah melalui ahli waris keluarga beliau sendiri” ujar H.M Ali Azhar, S.Sos, MH selaku keturunan Syekh Abdurrahman Siddiq “ kepada anak-anak almarhum Beliau ini tidak pernah meninggalkan bagaiman cara supaya para penziarah itu sendiri berziarah dengan tenang dan aman yang semuanya ini di arahkan oleh putra-putri almarhum ini” tambahnya.
Salah Satu makam yang ada di pusara di samping kanan makam Syekh Abdurruahman Siddiq ini adalah Mak Ciknya Tuan Guru Syekh Abdurrahman Siddiq, iaitu Siti Sa’idah yang mengasuh beliau ketika di tinggalkan oleh orang tuanya ketika berumur 2 tahun hingga dewasa.
Dan ditepinya lagi adalah makam  salah seorang istri beliau, selain itu adalah yang ada di sekitarnya terdapat juga makam-makam murid beliau dan juga masyarakat sekitar yang juga mendapat pendidikan dari beliau, baik itu masyarakat di Inhil sendiri ataupun dari Malaysia, Singapura dan sebagaina. Makam Syekh Abdurrahman Siddiq ini tidak pernah sepi dari penziarah, kerana hampir setiap hari selalu ada penziarah terutama masyarakat Kab. Indragiri Hilir, oleh sebab itu makam ini tidak pernah ditinggalkan oleh keturunan beliau. Konon katanya Makam Syeikh Abdurrahman Siddiq ini telah beliau bangun sewaktu beliau masih hidup.
Makam beliau berada di dekat masjid Jami’ al Hidayah yang mana masjid ini dibangun oleh Syekh Abdurrahman Siddiq bersama murid-muridnya.

KARYA-KARYA TULISAN

Syekh Abdurrahman Siddiq bin Muhammad 'Afif dikenal sebagai Pujangga dan Sastrawan yang semasa hidupnya mengarang sejumlah buku sasta dan agama. Tuan guru Syekh Abdurrahman, demikian panggilan hormat ia telah menulis karyanya berupa kumpulan puisi berjudul "Syair Ibarat Kabar Kiamat" yang diterbitkan oleh Ahmadiyah Press Singapura Tahun 1915. Beberapa syair sangat kritis dalam nuansa religius. Karya-karya tulis ia antara lain :
*       1. Fathu al'Alim fi Tartib al Ta'lim, diterbitkan di Singapura, Matba'ah Ahmadiah, 1322 H
*       2. Risalah 'Amal Ma'rifah, diterbitkan di Singapura : Matba'ah Ahmadiah, 1322 H
*       3. Majmu' al Ayah wa al Hadist fi fada-il al ilmi wa al 'ulama wa al Muta'allimin wa al Mustami'in, Singapura : Matba'ah Ahmadiah, 1355 H
*       4. Kitab Asrar al Salat min Uddat al Kutub al Mu'tamadah, selesai ditulis tahun 1334 H/1915 M, diterbitkan di Singapura: Matba'ah Ahmadiah, 1931 M
*       5. Risalah Sejarah Arsyadiah, Singapura : Matba'ah Ahmadiah, 1354 H
*       6. Tazkirah li Nafsi wa li Amtsali, Singapura : Matba'ah Ahmadiah, 1354 H
*       7. Kitab al Fara-id, Singapura: Matba'al Ikhwan, 1338 H
*       8. Sejarah Perkembangan Islam di Kerajaan Banjar, Singapura: Matba'ah Ahmadiah, 1355 H
*       9. Bay'u al Hayawan li al Kafirin, Singapura: Matba'ah Ahmadiah, 1355 H
*       10. 'Aqaid al Iman, selesai ditulis 1919 M. diterbitkan di Banjarmasin, 1984 M
*       11. Syair Ibarat Khabar Kiamat, Pertama kali dicetak di Singapura oleh Matba'ah Ahmadiah, tahun 1344.


PERLU PERHATIAN: Kompleks pemakaman ulama besar Syeikh Abdurrahman Siddiq bin Muhammad ‘Afif bin Mahmud bin Jamaluddin Al-Banjari di Kampung Hidayah, Sapat, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau


KOMPLEKS pemakaman ulama besar Syekh Abdurrahman Siddiq bin Muhammad ‘Afif bin Mahmud bin Jamaluddin Al-Banjari, yang berada di Kampung Hidayah, Sapat, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, perlu perhatian.
KOTA KUALA TUNGKAL

Kuala Tungkal. sebuah kota kecil di utara Kota Jambi. Untuk sampai ke  ibukota Kabupaten Tanjung Jabung Barat ini mengambil masa dua setengah jam dari Kota Jambi dengan menggunakan mobil atau  motorsikal. Sebagian besar rumah di kota ini dibangun seperti rumah bertiang kerana  Kuala Tungkal merupakan daerah rawa. Banyak didirikan rumah bertingkat (empat atau lima) yang digunakan untuk sarang burung walet.
Kawasan pelancongan  di kota ini antara lain, ‘pelabuhan’ Kuala Tungkal, pasar tradisional di pinggir sungai (yang dekat dengan lautnya) dan pusat perbelanjaan barang seken (second).

Pelabuhannya begitu sederhana. Jalan setapak menuju kapal boat masih menggunakan kayu dan dibangun seperti panggung. Namun demikian banyak pelancong yang memanfaatkan pelabuhan ini untuk pergi menuju pulau Batam bahkan ke negara tetangga, Singapura. Pemandangan pagi dan sore saat sunset dan sunrise sungguh eksotik. Jika air surut, kita dapat melihat binatang-binatang laut seperti kepiting dan ‘ikan’ muncul dari lumpur yang mengelilingi pelabuhan itu.

Pasar tradisionalnya menyuguhkan suasana yang lain. Ikan segar yang dibawa oleh kapal-kapal, setiap pagi dibongkar tak jauh dari pasar yang lagi-lagi dibangun di atas panggung. Udang, kerang, kepiting, dan ikan beraneka ragam akan memuaskan anda yang hobi pada makanan laut.

Selain pasar tradisional, di sepanjang jalan menuju pasar berderet toko-toko yang menjual barang seken. Walaupun belum pernah menemukan sesuatu untuk dibeli, saya sungguh menikmati perjalanan saya keluar masuk toko untuk sekedar melihat-lihat atau menghantar teman untuk membeli belah.

Untuk menjelajahi tiga tempat itu dan merasakan suasana asyik Kota Kuala Tungkal, kita boleh menggunakan becak ‘sepeda’ khas kota Kuala Tungkal dan beberapa kota di Sumatera.


Nama Resmi
:
Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Ibukota
:
Kuala Tungkal
Provinsi 
:
Jambi
Batas Wilayah
:
Utara: Provinsi Riau
Selatan: Kabupaten Batanghari
Barat: Kabupaten Batanghari
Timur: Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Luas Wilayah
:
4.649,85 km²
Jumlah Penduduk
293.891 Jiwa
Jumlah Kecamatan
:
Kecamatan : 13, Kelurahan : 14, Desa : 59


Setelah terbukanya Kota Kuala Tungkal maka semakin banyak orang mulai datang, sekitar tahun 1902 dari suku Banjar yang berimigrasi dari Pulau Kalimantan melalui Malaysia. Mereka ini berjumlah 16 orang antara lain : H.Abdul Rasyid, Hasan, Si Tamin gelar Pak Awang, Pak Jenang, Belacan Gelar Kucir, Buaji dan kemudian mereka ini berdatangan lagi dengan jumlah agak lebih besar yaitu 56 orang yang dipimpin oleh Haji Anuari dan iparnya Haji Baharuddin, Rombongan 56 orang ini banyak menetap di Bram Itam Kanan dan Bram Itam Kiri. Selanjutnya datang lagi dari suku Bugis, Jawa, Suku Donok atau Suku Laut yang banyak hidup dipantai/laut, dan Cina serta India yang datang untuk berdagang .
Pada tahun 1901 kerajaan Jambi takluk keseluruhannya kepada Pemerintahan Belanda termasuk Tanah Tungkal khususnya di Tungkal Ulu yang Konteleir jenderalnya berkedudukan di Pematang Pauh. Sehingga pecahlah perperangan antara masyarakat Tungkal Ulu dan Merlung dengan Belanda. Karena mendapat serangan yang cukup berat akhirnya pemerintah Belanda mengundurkan diri dan hengkang dari wilayah itu. Perperangan itu dipimpin oleh Raden Usman anak dari Badik Uzaman. Raden Usman kemudian wafat dan dimakamkan di Pelabuhan Dagang.
Selanjutnya muncullah Pemerintahan Kerajaan Lubuk Petai yang dipimpin oleh Orang Kayo Usman dan Lubuk Petai kemudian membentuk pemerintahan baru. Pada waktu itu dibentuklah oleh H.Muhammad Dahlan Orang Kayo yang pertama dalam penyusunan pemerintahan yang baru.

KOTA JAMBI
MASJID AGUNG JAMBI – MASJID 1000 TIANG


ISTANA PAGARUYUNG DI BATU SANGKAR
Pagar Ruyung (juga Pagarruyung atau Pagaruyung) adalah pusat pemerintahan raja-raja Minangkabau namun tidak banyak yang diketahui mengenai sejarahnya. Pagar Ruyung masa kini adalah nama sebuah perkampungan di subdaerah Tanjung Emas di Tanah Datar, Sumatra Barat, Indonesia.

Kompleks Batu Bersurat Adityawarman di Pagar Ruyung

Adityawarman dipercayai telah menubuh kerajaan Pagar Ruyung dan memerintah di kawasan Sumatra tengah dari 1347 hingga 1375 dan menguasai perdagangan emas di sana. Beberapa artifak yang ditemui dari era pemerintahan Adityawarman ini termasuk batu-batu yang mengandungi inskripsi dan beberapa tugu-tugu. Artifak-artifak ini kebanyakkanya dijumpai di Bukit Gombak, sebuah bukit yang berdekatan dengan kawasan Pagar Ruyung moden, dan dipercayai telah berdiri sebuah istana di sana.
Dalam Suma Oriental yang ditulis antara tahun 1513 dan 1515, Tome Pires menerangkan susunan wilayah kekuasaan dari raja Minangkabau terdiri daripada darek (land) dan rantau (sea/coast), selain daripada dataran tinggi Sumatra tempat rajanya tinggal, wilayah pantai timur Arcat (antara Aru dan Rokan) ke Jambi termasuk Indragiri, dan Siak serta kawasan pelabuhan pantai barat Panchur (Barus), Tiku dan Pariaman merupakan bagian dari tanah Minangkabau, walaupun untuk beberapa daerah pantai timur Sumatra seperti Jambi dan Palembang disebutkan telah dipimpin oleh seorang patih yang ditunjuk dari Jawa[1]. Belakangan daerah-daerah rantau seperti Siak, Kampar dan Indragiri kemudian lepas dan ditaklukkan oleh Kesultanan Melayu Melaka dan Kesultanan Aceh[2].
Menjelang kurun ke-16, selepas pemerintahan Adityawarman, diriwayatkan bahawa pemerintahan beraja berpecah kepada tiga. Mereka adalah "Raja Alam", "Raja Adat" dan "Raja Ibadat". Mereka bertiga dikenali sebagai "Rajo Tigo Selo" atau Raja Tiga Kedudukan.

Batu bersurat dari kerajaan Adityawarman. Orang Eropah pertama yang memasuki daerah ini adalah Thomas Dias, seorang Portugis yang digaji oleh gabernor Belanda di Melaka pada masa itu[3] Dia dikatakan mengembara dari pantai timur untuk tiba ke kawasan tersebutdan melaporkan, kemungkinannya dari cerita orang, bahawa terdapat istana di Pagaruyung dan pelawat perlu melalui tiga pagar untuk memasukinya.[4] Dia melaporkan bahawa kerja utama penduduk tempatan pada masa itu merupakan mendulang emas dan pertanian.
Rencana utama: Peperangan Padri
Peperangan saudara berlaku pada tahun 1803 di antara puak fundamentalis Islam yang dikenali sebagai Kaum Padri dengan keluarga diraja Pagar Ruyung. Semasa konflik ini, ramai keluarga diraja Minangkabau telah terbunuh pada 1815 atas perintah Tuanku Lintau.
Pihak Inggeris telah menguasai kawasan persisiran barat Sumatra dari 1795 hingga 1819. Stamford Raffles telah menziarahi Pagar Ruyung pada 1818, tiba ke sana melalui pantai barat, dan ketika itu telah dibakar hangus ketanah sebanyak tiga kali. Ia dibina semula selepas dua kebakaran pertama, tetapi ditinggalkan selepas kebakaran ketiga dan Raffles mendapati hanya pokok beringin / waringin saja yang tinggal.
Pihak Belanda kembali ke Padang pada Mei 1819. Hasil perjanjian dengan beberapa orang penghulu dan waris keluarga di raja Minangkabau yang dibunuh, pasukan Belanda membuat serangan pertama mereka ke atas kampung Padri pada April 1821.

ISTANA PAGARUYUNG DI BATU SANGKAR

LUBANG JEPANG BUKIT TINGGI
Lubang Jepang Bukit Tinggi (juga dieja Lobang Jepang) adalah salah satu objek wisata sejarah yang ada di Kota Bukit Tinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Lubang Jepang merupakan sebuah terowongan (bunker) perlindungan yang dibangun tentara pendudukan Jepangsekitar tahun 1942 untuk kepentingan pertahanan.
SEJARAH
Salah satu pintu masuk ke Lubang Jepang di Ngarai Sianok
Sebelumnya, Lubang Jepang dibangun sebagai tempat penyimpanan perbekalan dan peralatan perang tentara Jepang, dengan panjang terowongan yang mencapai 1400 m dan berkelok-kelok serta memiliki lebar sekitar 2 meter. Sejumlah ruangan khusus terdapat di terowongan ini, di antaranya adalah ruang pengintaian, ruang penyergapan, penjara, dan gudang senjata.
Selain lokasinya yang strategis di kota yang dahulunya merupakan pusat pemerintahan Sumatera Tengah, tanah yang menjadi dinding terowongan ini merupakan jenis tanah yang jika bercampur air akan semakin kokoh. Bahkan gempa yang mengguncang Sumatera Barat tahun 2009 lalu tidak banyak merusak struktur terowongan.
Diperkirakan puluhan sampai ratusan ribu tenaga kerja paksa atau romusha dikerahkan dari pulau Jawa, Sulawesi dan Kalimantan untuk menggali terowongan ini. Pemilihan tenaga kerja dari luar daerah ini merupakan strategi kolonial Jepang untuk menjaga kerahasiaan megaproyek ini. Tenaga kerja dari Bukit Tinggi sendiri dikerahkan di antaranya untuk mengerjakan terowongan pertahanan di Bandung dan Pulau Biak.
DESTINASI  PELANCONGAN
Lubang Jepang mulai dikelola menjadi objek wisata sejarah pada tahun 1984, oleh pemerintah kota Bukit Tinggi. Beberapa pintu masuk ke Lubang Jepang ini diantaranya terletak pada kawasan Ngarai Sianok, Taman Panorama, di samping Istana Bung Hatta dan di Kebun Binatang Bukit Tinggi.

JAM GADANG DILIHAT DARI ARAH PASAR ATEH ATAU ARAH TIMUR KOTA BUKIT TINGGI
Jam Gadang adalah nama untuk menara jam yang terletak di pusat kota Bukit Tinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Menara jam ini memiliki jam dengan ukuran besar di empat sisinya sehingga dinamakan Jam Gadang, sebutan bahasa Minangkabau yang berarti "jam besar".
Selain sebagai pusat penanda kota Bukit Tinggi, Jam Gadang juga telah dijadikan sebagai objek wisata dengan diperluasnya taman di sekitar menara jam ini. Taman tersebut menjadi ruang interaksi masyarakat baik di hari kerja maupun di hari libur. Acara-acara yang sifatnya umum biasanya diselenggarakan di sekitar taman dekat menara jam ini.
Jam Gadang memiliki denah dasar seluas 13 x 4 meter. Bagian dalam menara jam setinggi 26 meter ini terdiri dari beberapa tingkat, dengan tingkat teratas merupakan tempat penyimpanan bandul. Bandul tersebut sempat patah hingga harus diganti akibat gempa pada tahun 2007.
Terdapat 4 jam dengan diameter masing-masing 80 cm pada Jam Gadang. Jam tersebut didatangkan langsung dari Rotterdam, Belanda melalui pelabuhan Teluk Bayur dan digerakkan secara mekanik oleh mesin yang hanya dibuat 2 unit di dunia, yaitu Jam Gadang itu sendiri dan Big Ben di London, Inggris. Mesin jam dan permukaan jam terletak pada satu tingkat di bawah tingkat paling atas. Pada bagian lonceng tertera pabrik pembuat jam yaitu Vortmann Relinghausen. Vortman adalah nama belakang pembuat jam, Benhard Vortmann, sedangkan Recklinghausen adalah nama kota di Jerman yang merupakan tempat diproduksinya mesin jam pada tahun 1892.
Jam Gadang dibangun tanpa menggunakan besi peyangga dan adukan semen. Campurannya hanya kapur, putih telur, dan pasir putih.

SEJARAH

Jam Gadang selesai dibangun pada tahun 1926 sebagai hadiah dari Ratu Belanda kepada Rook Maker, sekretaris atau controleur Fort de Kock (sekarang Kota Bukit Tinggi) pada masa pemerintahan Hindia-Belanda. Arsitektur menara jam ini dirancang oleh Yazid Rajo Mangkuto, sedangkan peletakan batu pertama dilakukan oleh putra pertama Rook Maker yang pada saat itu masih berusia 6 tahun.
Pembangunan Jam Gadang menghabiskan biaya sekitar 3.000 Gulden, biaya yang tergolong fantastis untuk ukuran waktu itu. Sehingga sejak dibangun dan sejak diresmikannya, menara jam ini telah menjadi pusat perhatian setiap orang. Hal itu pula yang mengakibatkan Jam Gadang kemudian dijadikan sebagai penanda atau markah tanah dan juga titik nol Kota Bukit Tinggi.[1]
Sejak didirikan, menara jam ini telah mengalami tiga kali perubahan pada bentuk atapnya. Awal didirikan pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, atap pada Jam Gadang berbentuk bulat dengan patung ayam jantan menghadap ke arah timur di atasnya. Kemudian pada masa pendudukan Jepang diubah menjadi bentuk pagoda. Terakhir setelah Indonesia merdeka, atap pada Jam Gadang diubah menjadi bentuk gonjong atau atap pada rumah adat Minangkabau, Rumah Gadang.
Renovasi terakhir yang dilakukan pada Jam Gadang adalah pada tahun 2010 oleh Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) dengan dukungan pemerintah kota Bukit Tinggi dan Kedutaan Besar Belanda di Jakarta. Renovasi tersebut diresmikan tepat pada ulang tahun kota Bukit Tinggi yang ke-262 pada tanggal 22 Desember 2010

GUNUNG MERAPI – MELETUS 1926 - 6000 KORBAN NYAWA
Gunung Merapi (ketinggian puncak 2.968 mdpl, per 2006) adalah gunung berapi di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Kawasan hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sejak tahun 2004.
Gunung ini sangat berbahaya karena menurut catatan modern mengalami erupsi (puncak keaktifan) setiap dua sampai lima tahun sekali dan dikelilingi oleh pemukiman yang sangat padat. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali Kota Magelang dan Kota Yogyakarta adalah kota besar terdekat, berjarak di bawah 30 km dari puncaknya. Di lerengnya masih terdapat pemukiman sampai ketinggian 1700 m dan hanya berjarak empat kilometer dari puncak. Oleh karena tingkat kepentingannya ini, Merapi menjadi salah satu dari enam belas gunung api dunia yang termasuk dalam proyek Gunung Api Dekade Ini (Decade Volcanoes).[1]


BATAM  - AROH GANAL  - JELAJAH SUMATERA  2015


Rupiah
Ringgit - RM
JUMAAT  27.3.15 - Bagan Serai
Bas - Bagan Serai - Larkin 10.20 mlm.          

136.00
SABTU  28.3.15  - Larkin /Batam
Teksi Larkin - Stuang Laut  7.30 am         

20.00
Ferry  Stulang Laut - Batam Centre           
168.00
Greenland Hotel - Batam   11.50 am
710.000
Kriuk2  Restaurant  - drinks etc        
65.000
Tour  Batam / Barelang     2.30 pm        
200.000
Dinner - Kriuk2 Restaurant           
157.000
AHAD 29.03.15 - Batam
Hotel Harmoni One  Batam
720.000
Dinner restoren Padang di Batam               
165.000
Soft Drinks / dll
50.000
ISNIN    30.3.15 - Tembilahan
Teksi ke Skupang            
110.000
Bot Skupang - Tembilahan    
840.000
Tax  Pelabuhan                    
12.000
Orange / drinks               
16.000
Keropok / satay  / beca keliling kota           
160.000
Arrahman Hotel Tembilahan   
140.000
Ujik pelabuhan                
30.000
Sandwich dll       
44.000
Dinner                 
33.000
31.03.15  SELASA - Sapat - K.Tungkal - Jambi
Speedboat  ke Sapat    
500.000
Ujik minum -  Sapat   @ Hidayat   
73.000
Tembilahan - K.Tungkal           
240.000
Nasi Padang  - Kuala Tungkal   
70.000
Trapel Kuala Tungkal ka Jambi    
140.000
Nusa Wijaya  Hotel , Jambi  
270.000
Satay  Jambi dll               
70.000
Bas Jambi ka Bukit Tinggi         
280.000
Putar Jambi /Masjid/Museum/Candi   
294.000
01.4.15  RABU - Bermalam di Jambi
Hotel Nusa Wijaya
Drinks dll           
30.000
Dinner / satay / Juice              
64.000
02.04.15  KHAMIS
Dalam bas Jambi ka Bukit Tinggi  3.00 pm - 6.00 am
Flight    Padang - KLIA2            
820.000
Lunch  Bukit Tinggi      
95.000
03.04.15   JUMAAT - Bukit Tinggi
Pagar Ruyung      
14.000
Lunch di Pagarruyung                
144.000
Lubang Japang   
40.000
Bobby - supir  Hj Marhalim    
100.000
04.05.15    SABTU - Bulit Tinggi - Padang
PADANG , Musafir Inn
Lunch  - Kepala ikan KARANG   
141.000
Kelapa -Malin Kundang,Pantai Manis                
30.000
05.04.15  Padang - KL
KLIA2 - Kamunting Raya  Bas      
98.00
Drinks / Breakfast  KLIA2             
22.80
6867.000
RM 444.80

RM 2590.70  / 2  =  RM 1295.35
RM 2145.90
RM 444.80
RM 2590.70




No comments:

Post a Comment

SEJARAH BANJAR KERIAN DAN MASIGIT LAWAS 1901

  MASIGIT LAWAS / MASJID TINGGI 34300 BAGAN SERAI ,PERAK DARUL RIDZUAN Kata Pengantar Masigit Lawas dan Identiti Banjar:Tradisi   Memp...