Sunday, December 30, 2018

ZIARAH BUMI AMBIA - MESIR


JABAL MUSA/ SAINT CATHERINA MESIR 2014


Pasti para  muslim dan muslimah pernah mendengar kisah tentang salah seorang nabi yang memiliki berbagai mukjizat yang menakjubkan seperti membelah laut merah, tongkat yang berubah menjadi ular, dan lain-lain. Selain diberi berbagai mukjizat menakjubkan, Allah SWT juga memberikan secara langsung kitab Taurat kepada Nabi Musa AS di puncak Gunung Sinai untuk berdakwah kepada kaum Bani Israil. Kini Gunung Sinai menjadi salah satu tujuan pelancongan penting di Mesir, selain Piramid, Sphinx dan tempat-tempat lain yang menjadi saksi sejarah Yahudi, Nasrani dan Islam. Gunung Sinai dapat ditempuh dari wilayah Ismailia yang terletak di utara terusan Suez dengan menggunakan pengangkutan darat, seperti bas  lebih kurang  8 - 10 jam perjalana
Di kaki Gunung Sinai, kita tidak akan menjumpai pemukiman penduduk. Yang ada hanya lah satu bangunan kuno, iaitu Gereja St. Catherine. Konon, gereja ini dibangunkan pada tahun 530 Masehi oleh Kaisar Romawi Yustianus I. Walaupun telah ada sejak berabad-abad lalu, bangunan ini tetap berdiri tegap hingga kini. Sekarang gereja ini berfungsi sebagai tempat penginapan para pelancong yang berziarah ke Gunung Sinai.
Tinggi Gunung Sinai kurang lebih 2.500 meter di atas permukaan laut. Gunung ini memiliki dua puncak besar tinggi menjulang yang disebut Rasus Safsafah dan Jabal Musa. Untuk mendaki puncak gunung Sinai ini, para pengunjung boleh berjalan kaki atau dengan menaiki unta.

Mendaki Gunung dengan Menaiki Unta.







Mendaki Gunung Sinai dengan menaiki unta.

Tentunya dengan menaiki unta akan dikenakan bayaran lebih sebagai sewa unta. Sebagai perbandingan, berjalan kaki akan memerlukam waktu hingga 4 jam sampai puncak, sedangkan jika menaiki unta hanya akan membutuhkan waktu 1 jam setengah. Jalan yang curam, kecil, dan penuh bebatuan. 







Pemandangan dari puncak Gunun Sinai.
Pemandangan dari puncak Gunun Sinai.




NIGHT SAAFARI - DHAHAB MESIR


UNGGUN API BADAWI PADANG PASIR 


KAWASAN SINAI DAN BUKIT THURSINA MESIR


'Demi buah tin dan zaitun. Demi (Bukit) Thursina. Dan, demi negeri yang aman ini.'' (Attin ayat 1-3).
Tiga ayat di atas merupakan sumpah Allah SWT. Kalimat atau kata-kata sumpah Allah juga terdapat pada beberapa surah dan ayat lain dalam Alquran.
Memahami ayat tersebut, ternyata tidaklah mudah. Berbagai pertanyaan muncul mengenai sumpah Allah tersebut. Apa keistimewaan buah tin dan buah zaitun, di mana sesungguhnya keberadaan Thursina, dan di mana negeri yang aman itu.
Sejumlah ahli tafsir pun berbeda pendapat dalam menafsirkan ketiga ayat di atas, misalnya Thursina. Hampir semua ahli tafsir menyepakati bahwa Bukit Thursina adalah bukit saat Musa menerima wahyu dari Allah. Namun, mereka berbeda pendapat dalam memutuskan letak Bukit Thursina tersebut. Setidaknya, ada tiga versi tentang Bukit Thursina.
Versi Pertama
Sejumlah ahli tafsir meyakini bahwa Bukit Thursina sebagaimana disebutkan dalam surah Attin berada di wilayah Mesir yang lokasinya berada di Gunung Munajah, di sisi Gunung Musa. Lokasi ini dikaitkan dengan keberadaan Semenanjung Sinai. Pendapat ini didukung oleh Sayyid Quthb dalam tafsirnya Fi Zhilal al-Qur'an. Menurut Quthb, Thursina atau Sinai itu adalah gunung tempat Musa dipanggil berdialog dengan Allah SWT.
Dalam versi ini pula, banyak pihak yang meyakini bahwa daerah Mesir adalah tempat yang disebutkan sebagai Thursina. Sebab, di daerah ini, terdapat sebuah patung anak lembu. Peristiwa ini dikaitkan dengan perbuatan Samiri, salah seorang pengikut Nabi Musa yang berkhianat.
Dalam surah Al-A'raf ayat 148, disebutkan bahwa ''Kaum Musa, setelah kepergian (Musa ke Gunung Sinai), mereka membuat patung anak sapi yang bertubuh dan dapat melenguh (bersuara) dari perhiasan (emas). Apakah mereka tidak mengetahui bahwa (patung) anak sapi itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka? Mereka menjadikannya (sebagai sembahan). Mereka adalah orang-orang yang zalim.''
Ketika kaum Bani Israil keluar dari tanah Mesir, mereka banyak membawa perhiasan masyarakat Mesir (berupa emas dan perak). Para wanita Bani Israil telah meminjamnya dari mereka untuk dipakai sebagai hiasan. Perhiasan tersebut dibawa ketika Allah memerintahkan mereka keluar dari Mesir. Mereka kemudian melepaskan perhiasan tersebut karena diharamkan. Setelah Musa pergi ke tempat perjumpaan dengan Rabb-nya, Samiri mengambil perhiasan itu dan menjadikannya sebagai patung anak lembu yang bisa mengeluarkan suara melenguh jika angin masuk ke dalamnya. Mungkin, segenggam tanah yang dia ambil dari jejak utusan (Jibril) membuat patung anak lembu tersebut dapat melenguh.
Sementara itu, dalam Kitab Perjanjian Lama, disebutkan bahwa ''Ketika bangsa itu melihat Musa sangat lambat saat turun dari gunung, mereka lalu berkumpul mengelilingi Harun dan berkata, 'Buatkanlah tuhan yang dapat berjalan di hadapan kami. Sebab, Musa ini orang yang telah memimpin kami keluar dari Mesir. Kami tidak tahu apa yang terjadi dengannya.' Harun kemudian berkata kepada mereka, 'Lepaskan dan serahkanlah kepadaku anting-anting emas yang ada pada istri, putra, dan putri kalian.' Seluruh bangsa itu pun menanggalkan anting-anting emas dan menyerahkannya kepada Harun. Harun menerima perhiasan-perhiasan itu. Dia lalu melelehkan dan menuangkannya ke patung yang bergambar anak lembu.
Mereka kemudian berkata, 'Hai Israil, inilah tuhan-tuhanmu yang telah mengeluarkan kalian dari negeri Mesir.'' (Kitab Keluaran ayat 2-5). Dalam kisah yang disebutkan pada Kitab Perjanjian Lama, tampak Harun telah berbuat salah. Sebaliknya, Alquran justru membebaskan Harun dari perbuatan yang dituduhkan tersebut.
Karena itu, menurut sebagian ahli tafsir, Thursina terletak di Sinai. Inilah versi pertama. Menurut Sami bin Abdullah al-Maghluts, dalam bukunya Atlas Sejarah Nabi dan Rasul, pendapat pertama yang mengatakan Thursina berada di wilayah Mesir sangat lemah. Sebab, perkataan itu hanya mengandung kekeliruan pemahaman yang diidentikkan dengan kata 'Sinai'.
''Siapa yang bisa memastikan bahwa yang dimaksud Allah SWT dengan Thursina itu adalah Sinai, Mesir? Sekiranya memang benar demikian, tentunya Allah SWT tidak mengatakan Siniin jika maksudnya Sinai.
Versi Kedua
Mengutip pendapat Muhammad bin Abdul Mun'im al-Himyari, dalam bukunya Al-Raudh al-Mi'thar fi Khabari al-Aqthar, Syauqi Abu Khalil dalam Atlas Hadis, menyatakan bahwa Thursina adalah bukit yang terletak di barat daya negeri Syam. Di sini, Allah SWT berbicara secara langsung dengan Nabi Musa AS.
Sementara itu, dalam al-Qamus al-Islam, kata 'Thursina' adalah gunung yang tandus atau gersang. Nama bukit ThurSina disebutkan dalam Alquran sebagaimana surah Attin ayat 1 dan surah Almu'minun ayat 20. Ar-Razi dalam tafsirnya menyebutkan, banyak dalil yang menguatkan pendapat bahwa yang dimaksud Thuur Siniin adalah bukit di Baitul Maqdis.
Di antara pendapat yang disebutkan Ar-Razi adalah mufassir seperti Qatadah dan al-Kalibi yang menyatakan kata Thuur Siniin (Sinai) adalah bukit yang berpepohonan dan berbuah-buahan. pakah ini adalah Sinai, Mesir? ''Kalau memang ya, tentu tak seorang pun yang membantahnya,'' kata Sami.
Menurut Sami, justru yang dimaksud dalam ayat itu adalah Thur Sina, bukit di Baitul Maqdis dan Balad al-Amin adalah Makkah. Berikut argumentasinya. Allah berfirman, ''Dan, pohon kayu yang keluar dari Thursina (pohon zaitun) yang menghasilkan minyak dan menjadi makanan bagi orang-orang yang makan.'' (Almu'minun ayat 20).
Ayat ini, kata Sami, mengikat dan menghimpun dengan kuat antara 'Thursina' dan hasil bumi serta tumbuh-tumbuhan penghasil minyak bagi orang yang makan. Sementara itu, lanjutnya, di Sinai (Mesir) tidak ada pohon zaitun yang mampu menghasilkan buah, apalagi mengeluarkan minyak.
Menurut dia, ayat 20 surah Almu'minun dan ayat 1-3 surah Attin itu justru merujuk pada tanah suci di Palestina. Di Palestina, jelas Sami, terdapat banyak pohon zaitun yang terus berproduksi di sepanjang tahun sehingga penduduk di sekitar Baitul Maqdis menamakannya dengan ''Bukit Zaitun'' dan Allah SWT telah berseru kepada Musa di tempat yang diberkahi di sisi bukit.
''Maka, tatkala Musa sampai ke (tempat) api, diserulah Dia (arah) pinggir lembah yang sebelah kanan(nya) pada tempat yang diberkahi dari sebatang pohon kayu." (Alqashash ayat 30).
Hal yang sama juga diungkapkan Ustaz Shalahuddin Ibrahim Abu 'Arafah, seorang ulama asal Palestina. Menurutnya, Bukit Thursina adalah tempat yang diberkahi. Dan, tempat yang diberkahi itu adalah Palestina sebagaimana surah Al-Isra ayat 1 yang menceritakan peristiwa Isra dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW.
Keterangan ini makin diperkuat lagi dengan ayat 6 surah Annaziat dan ayat 21 surah Almaidah. ''Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci, yaitu Lembah Thuwa.'' (Annaziat: 6). ''Hai kaumku, masuklah ke tanah Suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu.'' (Almaidah: 21).
Lembah suci itu, jelas Sami, hanya ada dua, yaitu Makkah dan Palestina. ''Karena itu, kita tidak boleh memalingkan maknanya kepada yang lain tanpa bukti dan keterangan,'' jelasnya.
Merujuk pada hadis Rasulullah SAW yang menyatakan fitnah Dajjal dan Isa bin Maryam bahwa Allah SWT akan memberi wahyu kepada Isa bin Maryam sesudah dia membunuh Dajjal di gerbang Lod di Baitul Maqdis, ''Bawalah hamba-hamba-Ku berlindung ke bukit.''
Para ulama menyepakati bahwa konteks hadis itu adalah Baitul Maqdis, bukan Sinai, Mesir. Apalagi, terdapat peristiwa Nabi Musa AS menerima wahyu saat keluar dari Mesir akibat kejaran Firaun. Karena itu, pendapat ini menegaskan bahwa yang dimaksud Thursina itu sudah berada di luar Mesir.
Seperti diketahui, Semenanjung Sinai merupakan wilayah yang sangat luas, yaitu mencapai 9.400 km persegi dengan panjang sekitar 130 km. Dan, sisi pertamanya adalah Teluk Aqabah dengan panjang 100 km. Di sisi keduanya adalah Teluk Suez dengan panjang 150 km. Sedangkan, gunung tertinggi di semenanjung Sinai adalah Gunung Katrina (2.637 m).
Versi Ketiga
Selain kedua versi di atas, terdapat satu lagi tempat yang diduga sebagai Bukit Thursina. Tempat itu adalah bukit sebelah selatan Nablus (Palestina) atau yang dinamakan Jurzayem.
Pendapat ini merujuk pada Bangsa Kan'an yang membangun Kota Nablus dan menamakannya Syukaim, yaitu nama yang diubah bangsa Ibrani pertama menjadi Syukhaim, tempat tersebarnya kaum Yahudi dari sekte Samiri. Dan, mereka adalah sekte yang meyakini lima kitab dari Perjanjian Lama serta memercayai bahwa tempat suci Yahudi terletak Bukit Thur, yaitu sebelah selatan Nablus.
Dari ketiga versi tersebut, tampaknya ada dua pendapat yang sangat kuat, yaitu Sinai di Mesir dan Baitul Maqdis di Palestina. Manakah Bukit Thursina yang sesungguhnya? Wa Allahu alam.















TERUSAN SUEZ

Terusan Suez (Arab: قناة السويس‎, Qanā al-Suways), di sebelah barat Semenanjung Sinai, merupakan terusan kapal sepanjang 163 km yang terletak di Mesir, menghubungkan Pelabuhan Said (Būr Sa'īd) di Laut Tengah dengan Suez (al-Suways) di Laut Merah.

Terusan Suez diresmikan tahun 1869[1] dan dibangun atas prakarsa insinyur Perancis yang bernama Ferdinand Vicomte de Lesseps.

Terusan ini mengizinkan transportasi air dari Eropa ke Asia tanpa mengelilingi Afrika. Sebelum adanya kanal ini, beberapa transportasi dilakukan dengan cara mengosongkan kapal dan membawa barang-barangnya lewat darat antara Laut Tengah dan Laut Merah.

Terusan ini terdiri dari dua bagian, utara dan selatan Danau Great Bitter, menghubungkan Laut Tengah ke Teluk Suez.

Dalam era Perang Dunia I Terusan Suez yang saat itu berada di bawah kekuasan Inggris, diserang oleh pasukan Jerman dan Turki Ottoman. Posisi Suez yang sangat strategis, yaitu menghubungkan Laut Mediterania dan Laut Merah, menjadikan terusan ini objek rebutan antara pasukan Sekutu dan poros.[2]

Peta Terusan Suez dari Port Said di utara sampai Suez di selatan

Saat Mesir dipimpin Presiden Gamal Abdul Nasir terusan Suez pada tanggal 26 Juli 1956 dinasionalisasi pihak Mesir. Hal ini memicu terjadinya krisis Suez karena Prancis tidak terima Suez dikuasai Mesir. Pada tanggal 29 Oktober 1956 terjadi serangan gabungan dari Israel, pasukan Inggris dan Prancis di Mesir. Melalui intervensi dari PBB, Amerika Serikat dan Uni Soviet konfrontasi tersebut dapat berakhir relatif cepat, dan kampanye perang pada 22 Desember 1956 kembali dievakuasi.

Dalam Perang Enam Hari mendorong Israel pada tanggal 9 Juni 1967 kembali menguasai Suez. Terusan Suez tetap tertutup untuk pengiriman dari Mesir dan menempatkan di perbatasan antara Mesir dan Israel. Israel mendirikan sebuah garis pertahanan, yaitu garis Bar-Lev dan mengusai Semenanjung Sinai. Dalam Perang Yom Kippur, pada tanggal 6 Oktober 1973 Suez berhasil dikuasai oleh pasukan Mesir. Tetapi pada akhirnya Israel juga berhasil memukul mundur Mesir dalam serangan balasan pada 16 Oktober 1973, Israel menyeberangi Suez dengan membuat sebuah jembatan di atas kanal. Pada akhir perang Yom Kippur meski Mesir kalah secara militer tetapi menang secara diplomatik sehingga seluruh saluran Suez dan Semenanjung Sinai kembali di bawah kendali Mesir. Setelah sempat ditutup sementara akhirnya terusan Suez kemudian dibuka untuk umum lagi pada tahun 1975.






Muhammad bin Idris al-Syafii


Cendekiawan Islam
Zaman Kegemilangan Islam
Nama:Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Usman bin Syafie bin As-Saib
Gelaran:Imam Syafie
Lahir:Tahun 150 Hijrah bersamaan 767 Masihi
Wafat:Pada 29 Rejab, tahun 204 Hijrah bersamaan 820 Masihi
Bidang:Fiqah,
Idea utama:Mazhab Syafii
Pengaruh:Imam Malik

Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Usman bin Syafie bin As-Saib, juga dikenali sebagai Imam Syafii (ejaan lain: Imam Syafie) adalah ahli fiqah Islam yang terkemuka dalam sejarah Islam. Beliau adalah pengasas kepada mazhab Syafii, salah satu daripada mazhab Islam yang banyak diikuti oleh penganut agama Islam di IndiaIndonesia dan Malaysia.
Riwayat hidup
Imam Syafie dibesarkan di Hijaz, tanah asal Ahli Sunah Waljamaah. Pada awalnya, beliau berpegang kepada ajaran Imam Maliksebelum berhijrah ke Iraq dan di sana beliau didedahkan kepada pentaakulan logik Islam yang diamalkan oleh ahli fiqah Iraq. Setelah itu, Imam Syafii berhijrah ke Mesir di mana beliau memperkenalkan pemikiran, sistem pentaakulan dan ajaran beliau yang pada hari ini dikenali sebagai mazhab Syafie. Pengajian beliau dalam ilmu fiqah terbahagi kepada tiga peringkat. 

Peringkat permulaan ialah ketika beliau di Makkah dan Madinah, Hijjaz. Setelah dilatih untuk menjadi ahli fiqah yang mengutamakan Sunnah nabi, beliau dihantar ke Iraq. Di Iraqlah bermula peringkat kedua pengajian beliau, dengan mendapat pendidikan mengenai pentaakulan dalam menentukan syaria Islam. Peringkat terakhir adalah ketika beliau di Mesir dan pengasasan mazhab Syafii.

Imam Syafii dilahirkan di Ghazzah, daerah Esqalan, di Palestin. Selepas kemangkatan bapa beliau, keluarganya berhijrah ke Palestin bersama-sama dengan Bani Yaman, yang merupakan satu keturunan ibu beliau. Ketika berumur 10 tahun, beliau berhijrah sekali lagi ke Makkah. Imam Syafii mula mempelajari al-Quran ketika berumur tujuh tahun dan mula mempelajari dan mengingati kitab al-Muwatta' karangan Imam Malik pada umur 10 tahun. Ketika berumur 15 tahun, beliau diberi pengiiktirafan untuk mengajukan pendapat beliau di dalam bidang fiqah.

Bapa beliau berasal daripada bani Quraisy, dan nenek moyang Imam Syafii adalah al-Mutallib adalah bapa saudara Nabi Muhammad. Bani Quriasy merupakan penyokong Nabi Muhammad S.A.W setelah Perang Badar. Sejarah keturunan beliau memberikan beliau martabat dan mungkin juga menjadi sumber inspirasi untuk beliau mempertahankan ajaran Sunah.

Membesar di kalangan puak Badwi, Imam Syafii kemudiannya kembali ke Makkah dan memulakan pengajian syaria beliau dengan Muslim bin Khalid al-Zanji, Mufti Mekah ketika itu, Sufian bin Uyaina, dan lain-lain lagi. Walaupun telah diiktiraf untuk menjadi hakim, beliau membuat keputusan untuk meneruskan pengajian dengan Imam Malik. Imam Syafii meinggalkan Mekah ke Madiah untuk bertemu dengan Imam Malik, dan umur beliau ketika itu ialah 22 tahun. Satu riwayat menyatakan beliau pergi menemui gabenor Madinah dengan berbekalkan surat pengenalan dari gabenor Makkah dan meminta dipertemukan dengan Imam Malik. 

Pada mulanya gabenor Madinah itu agak keberatan tetapi akhirnya dia menemani Imam Syafii pergi ke rumah Imam Malik. Imam Malik kagum dengan kepintaran Imam Syafii lalu Imam Malik membenarkan Imam Syafii mempelajari al-Muwatta' di bawah bimbingannya. Imam Syafii kekal tinggal di Madinah sehinggalah Imam Malik meninggal dunia. Keilmuan Imam Shafii menarik perhatian gabenor Yaman yang sedang mengerjakan haji di Makkah. Ketika itu Imam Syafii berusia 30 tahun. Gabenor Yaman mempelawa Imam Syafii untuk menjadi qadhi di Yaman. Kerjaya Imam Syafii berjalan dengan baik. 

Bagaimana pun, perkhidmatan Imam Syafii ini berjangka hayat pendek. Terbukti Imam Syafii adalah seorang qadhi yang adil, tetapi beliau tidak lama kemudian tersangkut dalam pertelingkahan dan perselisihan tempatan yangbukan sahaja menyebabkan Imam Syafii bukan sahaja kehilangan jawatan malah diheret dengan rantai ke Iraq atas tuduhan menyokong Imam Zaydiyyah Yahya ibn Abdullah yang menjadi saingan kepada khalifah Abbasiyyah.

 Imam Syafii dibawa ke hadapan khalifah Harun al-Rashid di al-Raqqa, Iraq bersama-sama tawanan-tawanan lain pada tahun 187H/803M. Tawanan-tawanan lain dihukum bunuh tetapi Imam Syafii diampunkan setelah beliau berjaya membuktikan kesetiaannya kepada khalifah. Dikatakan bahawa faqih mazhab Hanafi yang terkenal, Muhammad ibn al-Hasan al-Shaybani yang hadir ketika itu juga membela Imam Syafii. Dikatakan khalifah Harun berasa sukacita dengan penghujahan Imam Syafii dan kemudiannya menjadi penaung beliau. Selepas insiden ini, Imam Syafii makin rapat dengan al-Shaybani dan makin giat menumpukan kepada pembelajaran fiqah dan tidak lagi terlibat dalam perkhidmatan kerajaan.

Pada tahun 188H/804M, Imam Syafii meninggalkan Iraq dan melalui Harran dan Syria lalu ke Makkah. Imam Syafii kembali ke Baghdad pada tahun 194H/810M. Pada tahun 198H/814M, Imam Syafii meninggalkan Iraq lalu menuju ke Mesir atas jemputan Abdullah ibn Musa. Pada tahun itu juga al-Ma'mun menjadi khalifah setelah menewaskan saudaranya al-Amin setahun yang lalu.

Di Mesir, Imam Syafii mempunyai hubungan yang baik dengan gabenor Mesir. Di Mesir, beliau mengabdikan diri pada pengajaran dan penulisan. Antara murid-muridnya di Mesir adalah al-Rabi' ibn Sulayman al-Muradi, Abu Ya'qub al-Buwayti dan Abu Ibrahim Ismail ibn Yahya al-Muzani. Mereka ini banyak mencatat kata-kata Imam Syafii. Di akhir hayat Imam Syafii, beliau terlibat dalam perdebatan dengan seorang pengikut mazhab Maliki di Mesir yang bernama Fityan. Fityan yang kalah dalam perdebatan dengan Imam Syafii berasa tidak puas hati lalu mencaci Imam Syafii. Gabenor yang menjadi penaung Imam Syafii mengarahkan Fityan diarak di jalan-jalan sambil memegang sekeping papan yang bertulis 'inilah hukuman kerana mencaci keturunan saudara terdekat Nabi'. 

Marah dengan hukuman itu, teman-teman Fityan menyerang Imam Syafii seusai beliau mengajar. Imam Syafii cedera parah lalu dibawa ke rumahnya di Fustat. Beberapa hari kemudian iaitu 30 Rejab 204H/820M, beliau meninggal dunia. Beliau dimakamkan di perkuburan Bani Abd al-Hakam berdekatan Gunung al-Muqattam. Pada tahun 608H/1212M, sultan Ayyubiyyah Mesir, al-Malik al-Kamil membina sebuah kubah di atas makam Imam Syafii yang masih wujud sehingga ke hari ini dan sentiasa dilawati pengunjung.


MASJID AMRU BIN AL 'AAS DI KAHERAH



'UYUN MUSA / PERIGI NABI MUSA


Menurut catatan sejarah menyatakan terdapat 12 telaga yang telah dibina oleh para pengikut Nabi Musa, tetapi yang ada sekarang 8 buah telaga sahaja. 12 telaga ini adalah melambangkan 12 golongan pengikut Nabi Musa yang berjaya menyeberangi Laut Merah daripada buruan Firaun dan tenteranya.

Berhampiran dengan telaga ini juga terdapat sepohon pokok yang dikatakan menjadi tempat Nabi Musa bertemu dengan anak perempuan Nabi Syuib, Safura yang kemudian menjadi isterinya. Menurut catatan sejarah, Nabi Musa telah melarikan diri ke Madyan setelah dihukum bunuh oleh Firaun, disebabkan telah membunuh seorang masyarakat Mesir berbangsa Qibti yang berkelahi dengan seorang lelaki di kalangan Bani Israel.

Di Madyan, Baginda telah bertemu jodoh dengan anak perempuan Nabi Syuib yang telah ditolongnya memberikan bantuan mengangkat bekas-bekas minuman binatang ternakannya. Kedudukan telaga ini terletak sebuah Hamam Firaun jika melalui Terusan Suez.



MAKAM NABI SALLEH AS.



Nabi Saleh a.s. (صالح) merupakan salah seorang nabi dan rasul dalam Islam dan telah diutus kepada kaum Thamud. Baginda telah diberikan mukjizat iaitu seekor unta betina yang dikeluarkan dari celah batu dengan izin Allah yakni bagi menunjukkan kebesaran Allah S.W.T kepada kaum Thamud. Malangnya kaum Thamud masih mengingkari ajaran Nabi Saleh a.s. malah mereka membunuh unta betina tersebut. Akhirnya kaum Thamud dibalas dengan azab yang amat dahsyat iaitu dengan satu tempikan daripada Malaikat Jibril yang menyebabkan tubuh mereka hancur berkecai.

Kisah Nabi Saleh a.s.

Kaum Thamud adalah nama suatu suku kaum yang dimasukkan bahagian dari bangsa Arab oleh ahli sejarah dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam bangsa Yahudi. Mereka bertempat tinggal di suatu dataran bernama " Alhijir " terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk jajahan dan dikuasai suku Aad yang telah habis binasa disapu angin taufan yang dikirim oleh Allah sebagai pembalasan atas pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi Hud A.S.
Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan dinikmati oleh kaum Aad telah diwarisi oleh kaum Tsamud. Tanah-tanah yang subur yang memberikan hasil berlimpah ruah, binatang-binatang perahan dan lemak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yang indah, bangunan rumah-rumah yang didirikan di atas tanah yang rata dan dipahatnya dari gunung. Semuanya itu menjadikan mereka hidup tenteram, sejahtera, dan bahagia, merasa aman dari segala gangguan alam dan mengaku bahawa kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan anak keturunan mereka.
Kaum Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan mereka adalah berhala-berhala yang mereka sembah dan puja, kepadanya mereka berkorban, tempat mereka meminta perlindungan dari segala bala dan musibah dan mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan. Mereka tidak dapat melihat atau memikirkan lebih jauh dan apa yang dapat mereka jangkau dengan pancaindera.

Nabi Saleh berdakwah kepada kaum Tsamud

Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya berada dalam kegelapan terus-menerus tanpa diutusnya pesuruh disisi-Nya untuk memberi penerangan dan memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat ke jalan yang benar. Demikian pula Allah tidak akan menurunkan azab dan seksaan kepada suatu umat sebelum mereka diperingatkan dan diberi petunjuk oleh-Nya dengan perantara seorang yang dipilih untuk menjadi utusan dan rasul-Nya. Sunnatullah ini berlaku pula kepada kaum Tsamud, yang kepada mereka telah diutuskan Nabi Saleh seorang yang telah dipilih-Nya dari suku mereka sendiri, dari keluarga yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya, terkenal tangkas, cerdik, pandai, rendah hati dan ramah-tamah dalam pergaulan.
Dikenalkan mereka oleh Nabi Saleh kepada Tuhan yang sepatutnya mereka sembah, Tuhan Allah Yang Maha Esa, yang telah mencipta mereka, menciptakan alam sekitar mereka, menciptakan tanah-tanah yang subur yang menghasilkan bahan-bahan keperluan hidup mereka, mencipta binatang-binatang yang memberi manfaat dan berguna bagi mereka dan dengan demikian memberi kepada mereka kenikmatan dan kemewahan hidup dan kebahagiaan zahir dan batin. Tuhan Yang Esa itulah yang harus mereka sembah dan bukan patung-patung yang mereka pahat sendiri dari batu-batu gunung yang tidak berkuasa memberi sesuatu kepada mereka atau melindungi mereka dari ketakutan dan bahaya.
Nabi Saleh memperingatkan mereka bahwa ia adalah seorang daripada mereka, terjalin antara dirinya dan mereka ikatan keluarga dan darah. Mereka adalah kaumnya dan sanak keluarganya dan dia adalah seketurunan dan sesuku dengan mereka. Ia mengharapkan kebaikan dan kebajikan bagi mereka dan sesekali tidak akan menjerumuskan mereka ke dalam hal-hal yang akan membawa kerugian, kesengsaraan dan kebinasaan bagi mereka. Ia menerangkan kepada mereka bahwa dia adalah pesuruh dan utusan Allah, dan apa yang diajarkan dan didakwahkan kepada mereka adalah amanat Allah yang harus dia sampaikan kepada mereka untuk kebaikan mereka semasa hidup dan sesudah mereka mati di akhirat kelak. Dia berharap yang kaumnya mempertimbangkan dan memikirkan bersungguh-sungguh apa yang dia serukan dan anjurkan agar mereka segera meninggalkan penyembahan kepada patung berhala itu dan percaya beriman kepada Allah Yang Maha Esa seraya bertaubat dan mohon keampunan kepada-Nya atas dosa dan perbuatan syirik yang selama ini telah mereka lakukan. Allah maha dekat kepada mereka dengan mendengarkan doa mereka dan memberi keampunan kepada yang bersalah apabila dimintanya.
Terperanjatlah kaum Saleh mendengar seruan dan dakwahnya yang bagi mereka merupakan hal yang baru yang tidak diduga akan datang dari saudara atau anak mereka sendiri. Maka serentak ditolaknya ajakan Nabi Saleh itu seraya berkata mereka kepadanya:"Wahai Saleh! Kami mengenalmu seorang yang pandai, tangkas dan cerdas, fikiranmu tajam dan pendapat serta semua pertimbanganmu selalu tepat. Pada dirimu kami melihat tanda-tanda kebajikan dan sifat-sifat yang terpuji. Kami mengharapkan dari engkau sebetulnya untuk memimpin kami menyelesaikan hal-hal yang rumit yang kami hadapi, memberi petunjuk dalam soal-soal yang gelap bagi kami dan menjadi ikutan dan kepercayaan kami di kala kami menghadapi krisis dan kesusahan. Akan tetapi segala harapan itu menjadi meleset dan kepercayaan kami kepadamu tergelincir hari ini dengan tingkah lakumu dan tindak tandukmu yang menyalahi adat-istiadat dan tatacara hidup kami. Apakah yang engkau serukan kepada kami? Engkau menghendaki agar kami meninggalkan persembahan kami dan nenek moyang kami, persembahan dan agama yang telah menjadi darah daging kami menjadi sebahagian hidup kami sejak kami dilahirkan dan tetap menjadi pegangan untuk selama-lamanya. Kami sesekali tidak akan meninggalkannya kerana seruanmu dan kami tidak akan mengikutimu yang sesat itu. Kami tidak mempercayai cakap-cakap kosongmu bahkan meragui kenabianmu. Kami tidak akan mendurhakai nenek moyang kami dengan meninggalkan persembahan mereka dan mengikuti jejakmu."
Nabi Saleh memperingatkan mereka agar jangan menentangnya dan agar mengikuti ajakannya beriman kepada Allah yang telah mengurniai mereka rezeki yang luas dan penghidupan yang sejahtera. Diceritakan kepada mereka kisah kaum-kaum yang mendapat seksaan dan azab dari Allah kerana menentang rasul-Nya dan mendustakan risalah-Nya. Hal yang serupa itu dapat terjadi ke atas mereka jika mereka tidak mahu menerima dakwahnya dan mendengar nasihatnya, yang diberikannya secara ikhlas dan jujur sebagai seorang anggota dari keluarga besar mereka dan yang tidak mengharapkan atau menuntut upah daripada mereka atas usahanya itu. Ia hanya menyampaikan amanat Allah yang ditugaskan kepadanya dan Allahlah yang akan memberinya upah dan ganjaran untuk usahanya memberi pimpinan dan tuntutan kepada mereka.
Sekelompok kecil dari kaum Tsamud yang kebanyakannya terdiri dari orang-orang yang berkedudukan sosial lemah menerima dakwah Nabi Saleh dan beriman kepadanya sedangkan sebahagian yang terbesar terutamanya mereka yang tergolong orang-orang kaya dan berkedudukan tetap berkeras kepala dan menyombongkan diri menolak ajakan Nabi Saleh dan mengingkari kenabiannya dan berkata kepadanya:" Wahai Saleh! Kami kira bahawa engkau telah dirasuk syaitan dan terkena sihir. Engkau telah menjadi sinting dan menderita sakit gila. Akalmu sudah berubah dan fikiranmu sudah kacau sehingga engkau tidak sedar yang engkau telah mengeluarkan kata-kata yang tidak masuk akal dan mungkin engkau sendiri tidak memahaminya. Engkau mengaku bahwa engkau telah diutuskan oleh Tuhanmu sebagai nabi dan rasul-Nya. Apakah kelebihanmu daripada kami semua sehingga engkau dipilih menjadi rasul, padahal ada orang-orang di antara kami yang lebih patut dan lebih cekap untuk menjadi nabi atau rasul daripada engkau. Tujuanmu dengan bercakap kosong dan kata-katamu hanyalah untuk mengejar kedudukan dan ingin diangkat menjadi kepala dan pemimpin bagi kaummu. Jika engkau merasa bahwa engkau cerdas dan cergas dan mengaku bahwa engkau tidak mempunyai arah dan tujuan yang terselubung dalam dakwahmu itu maka hentikanlah usahamu menyiarkan agama barumu dengan mencerca penyembahan kami dan nenek moyangmu sendiri. Kami tidak akan mengikuti jalanmu dan meninggalkan jalan yang telah ditempuh oleh orang-orang tua kami lebih dahulu.
Nabi Saleh menjawab: " Aku telah berulang-ulang mengatakan kepadamu bahwa aku tidak mengharapkan sesuatu apapun daripadamu sebagai balasan atas usahaku memberi penerangan kepada kamu. Aku tidak mengharapkan upah atau mendambakan pangkat dan kedudukan bagi usahaku ini yang aku lakukan semata-mata atas perintah Allah dan daripada-Nya kelak aku harapkan balasan dan ganjaran untuk itu dan bagaimana aku dapat mengikutimu dan menterlantarkan tugas dan amanat Tuhan kepadaku, padahal aku talah memperoleh bukti-bukti yang nyata atas kebenaran dakwahku. Janganlah sesekali kamu harapkan bahawa aku akan melanggar perintah Tuhanku dan melalaikan kewajibanku kepada-Nya hanya semata-mata untuk melanjutkan penyembahan nenek moyang kami yang jahil itu. Siapakah yang akan melindungiku dari murka dan azab Tuhan jika aku berbuat demikian? Sesungguhnya kamu hanya akan merugikan dan membinasakan aku dengan seruanmu itu."
Setelah gagal dan berhasil menghentikan usaha dakwah Nabi Saleh dan dilihatnya ia bahkan makin giat menarik orang-orang mengikutnya dan berpihak kepadanya, para pemimpin dan pemuka kaum Tsamud berusaha hendak membendung arus dakwahnya yang makin lama makin mendapat perhatian terutama dari kalangan bawahan menengah dalam masyarakat. Mereka menentang Nabi Saleh dan untuk membuktikan kebenaran kenabiannya dengan suatu bukti mukjizat dalam bentuk benda atau kejadian luar biasa yang berada di luar kekuasaan manusia.

Allah memberi mukjizat kepada Nabi Saleh a.s.

Nabi Saleh sedar bahawa tentangan kaumnya yang menuntut bukti daripadanya berupa mukjizat itu adalah bertujuan hendak menghilangkan pengaruhnya dan mengikis habis kewibawaannya di mata kaumnya terutama para pengikutnya bila ia gagal memenuhi tentangan dan tuntutan mereka. Nabi Saleh membalas tentangan mereka dengan menuntut janji dengan mereka apabila dia berhasil mendatangkan mukjizat yang mereka minta bahwa mereka akan meninggalkan agama dan penyembahan mereka dan akan mengikuti Nabi Saleh dan beriman kepadanya.
Sesuai dengan permintaan dan petunjuk pemuka-pemuka kaum Tsamud berdoalah Nabi Saleh memohon kepada Allah agar memberinya suatu mukjizat untuk membuktikan kebenaran risalahnya dan sekaligus mematahkan perlawanan dan tentangan kaumnya yang masih berkeras kepala itu. Ia memohon dari Allah dengan kekuasaan-Nya menciptakan seekor unta betina dikeluarkannya dari perut sebuah batu karang besar yang terdapat di sisi sebuah bukit yang mereka tunjuk.
Maka sejurus kemudian dengan izin Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pencipta terbelahlah batu karang yang ditunjuk itu dan keluar dari perutnya seekor unta betina.
Dengan menunjuk kepada binatang yang baru keluar dari perut batu besar itu berkatalah Nabi Saleh kepada mereka: " Inilah dia unta Allah, janganlah kamu ganggu dan biarkanlah dia mencari makanannya sendiri di atas bumi Allah, dia mempunyai giliran untuk mendapatkan air minum dan kamu mempunyai giliran untuk mendapatkan minuman bagimu dan bagi ternakanmu juga dan ketahuilah bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya apabila kamu mengganggu binatang ini." Kemudian berkeliaranlah unta di ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya tanpa mendapat gangguan dan ketika giliran minumnya tiba pergilah unta itu ke sebuah perigi yang diberi nama perigi unta dan minumlah sepuas hatinya. Dan pada hari-hari giliran unta Nabi Saleh itu datang minum, tiada seekor binatang lain berani menghampirinya, hal mana menimbulkan rasa tidak senang pada pemilik-pemilik binatang itu yang makin hari makin merasakan bahwa adanya unta Nabi Saleh di tengah-tengah mereka itu merupakan gangguan laksana duri yang melintang di dalam kerongkong.
Dengan berhasilnya Nabi Saleh mendatangkan mukjizat yang mereka tuntut gagallah para pemuka kaum Tsamud dalam usahanya untuk menjatuhkan kehormatan dan menghilangkan pengaruh Nabi Saleh bahkan sebaliknya telah menambah tebal kepercayaan para pengikutnya dan menghilangkan banyak keraguan dari kaumnya. Maka dihasutlah oleh mereka pemilik-pemilik ternakan yang merasa jengkel dan tidak senang dengan adanya unta Nabi Saleh yang bermaharajalela di ladang dan kebun-kebun mereka serta ditakuti oleh binatang-binatang peliharaannya.

Unta Nabi Saleh Dibunuh

Persekongkolan diadakan oleh orang-orang dari kaum Tsamud untuk mengatur rancangan pembunuhan unta Nabi Saleh dan selagi orang masih dibayangi oleh rasa takut dari azab yang diancam oleh Nabi Saleh apabila untanya diganggu di samping adanya dorongan keinginan yang kuat untuk melenyapkan binatang itu dari atas bumi mereka, muncullah tiba-tiba seorang janda bangsawan yang kaya raya yang akan menyerah dirinya kepada siapa yang dapat membunuh unta Saleh. Di samping janda itu ada seorang wanita lain yang mempunyai beberapa puteri cantik-cantik menawarkan akan menghadiahkan salah seorang dari puteri-puterinya kepada orang yang berhasil membunuh unta itu.
Dua macam hadiah yang menggiurkan dari kedua wanita itu di samping hasutan para pemuka Tsamud mengundang dua orang lelaki bernama Mushadda' bin Muharrij dan Gudar bin Salif berkemas-kemas akan melakukan pembunuhan bagi meraih hadiah yang dijanjikan di samping sanjungan dan pujian yang akan diterimanya dari para kafir suku Tsamud bila unta Nabi Saleh telah mati dibunuh.
Dengan bantuan tujuh orang lelaki bersembunyilah kumpulan itu di suatu tempat di mana biasanya dilalui oleh unta dalam perjalanannya ke perigi tempat ia minum dan begitu unta-unta yang tidak berdosa itu lalu segeralah dipanah betisnya oleh Musadda' yang disusul oleh Gudar dengan menikamkan pedangnya di perutnya.
Dengan perasaan megah dan bangga pergilah para pembunuh unta itu ke ibu kota menyampaikan berita matinya unta Nabi Saleh yang mendapat sambutan sorak-sorai dan teriakan gembira dari pihak musyrikin seakan-akan mereka kembali dari medan perang dengan membawa kemenangan yang gilang- gemilang. Berkata mereka kepada Nabi Saleh:" Wahai Saleh! Untamu telah mati dibunuh, cubalah datangkan akan apa yang engkau katakan dulu akan ancamannya bila unta itu diganggu, jika engkau betul-betul termasuk orang-orang yang terlalu benar dalam kata-katanya."
Nabi Saleh menjawab:" Aku telah peringatkan kamu, bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu unta itu. Maka dengan terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau akan tibanya masa azab yang Allah talah janjikan dan telah aku sampaikan kepada kamu. Kamu telah menentang Allah dan terimalah kelak akibat tentanganmu kepada-Nya. Janji Allah tidak akan meleset. Kamu boleh bersuka-ria dan bersenang-senang selama tiga hari ini kemudian terimalah ganjaranmu yang setimpal pada hari keempat. Demikianlah kehendak Allah dan takdir-Nya yang tidak dapat ditunda atau dihalang."
Ada kemungkinan menurut ahli tafsir bahwa Allah melalui rasul-Nya, Nabi Saleh memberi waktu tiga hari itu untuk memberi kesempatan, kalau-kalau mereka sedar akan dosanya dan bertaubat minta ampun serta beriman kepada Nabi Saleh kepada risalahnya.
Akan tetapi dalam kenyataannya tempoh tiga hari itu bahkan menjadi bahan ejekan kepada Nabi Saleh yang ditentangnya untuk mempercepat datangnya azab itu dan tidak usah ditangguhkan tiga hari lagi.

Turunnya azab Allah yang dijanjikan

Nabi Saleh memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang akan menimpa di atas mereka akan didahului dengan tanda-tanda, iaitu pada hari pertama bila mereka terbangun dari tidur, wajah mereka menjadi kuning dan akan berubah menjadi merah pada hari kedua dan hitam pada hari ketiga dan pada hari keempat turunlah azab Allah yang pedih.
Mendengar ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh kepada kaum kelompok sembilan orang iaitu kelompok pembunuh unta merancang melakukan pembunuhan ke atas diri Nabi Saleh mendahului tibanya azab yang diancamkan itu. Mereka mengadakan pertemuan rahsia dan bersumpah bersama akan melaksanakan rancangan pembunuhan itu di waktu malam, di saat orang masih tidur nyenyak untuk menghindari tuntutan balas darah oleh keluarga Nabi Saleh, jika diketahui identiti mereka sebagai pembunuhnya. Rancangan mereka ini dirahsiakan sehingga tidak diketahui dan didengar oleh siapapun kecuali kesembilan orang itu sendiri.
Ketika mereka datang ke tempat Nabi Saleh bagi melaksanakan rancangan jahatnya di malam yang gelap-gelita dan sunyi-senyap jatuhlah di atas kepala mereka batu-batu besar yang tidak diketahui dari arah mana datangnya dan yang seketika merebahkan mereka di atas tanah dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Demikianlah Allah telah melindungi rasul-Nya dari perbuatan jahat hamba-hamba-Nya yang kafir.
Satu hari sebelum hari turunnya azab yang telah ditentukan itu, dengan izin Allah berangkatlah Nabi Saleh bersama para mukminin pengikutnya menuju Ramlah, sebuah tempat di Palestin, meninggalkan Hijir dan penghuninya, kaum Tsamud habis binasa, ditimpa halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa bumi yang mengerikan.

Kisah Nabi Saleh dalam al-Quran

Kisah Nabi Saleh telah diceritakan dengan 72 ayat dalam 11 surah di antaranya surah Al-A'raaf, ayat 73 hingga 79, surah "Hud" ayat 61 sehingga ayat 68 dan surah "Al-Qamar" ayat 23 sehingga ayat 32.

Pengajaran dari kisah Nabi Saleh a.s.

Pengajaran yang menonjol yang dapat dipetik dari kisah Nabi Saleh ini ialah bahwa dosa dan perbuatan mungkar yang dilakukan oleh sekelompok kecil warga masyarakat yang negatif dapat membinasakan masyarakat itu seluruhnya.
Lihatlah betapa kaum Tsamud menjadi binasa, hancur, bahkan tersapu bersih di atas bumi kerana dosa dan pelanggaran perintah Allah yang dilakukan oleh beberapa orang pembunuh unta Nabi Saleh A.S. Di sinilah letaknya hikmah perintah Allah agar kita melakukan amar makruf, nahi mungkar. Ini kerana dengan melakukan tugas amar makruf nahi mungkar yang menjadi fardu kifayah itu, setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah kemungkaran yang terjadi di dalam masyarakat dan perlindungan kita, kita telah membebaskan diri dari dosa menyetujui atau merestui perbuatan mungkar itu.




MAKAM NABI HAROUN AS





Friday, December 28, 2018

AROH GANAL HOTEL HARMONI ONE BATAM 2014


Minum pagi di Terminal bas Larkin sebelum berangkat ke Stulang Laut/Batam.


Dalam feri dari Stulang Laut ke Batam


Hotel di Batam



Jambatan Barelang Batam






Dalam dewan Hotel Harmoni One Batam.


Meja Makan Dewan Hotel Harmoni One





Aroh Ganal 2014 BATAM




TETAMU VIP SELURUH NUSANTARA








TERIMA KASIH SABARATAAN


AROH GANAL BATAM DAN
JELAJAH SUMATERA 2015


KERUKUNAN BANJAR SEDUNIA


1.      Batam / Skupang
2.      Tembilahan
3.      Sapat
4.      Kuala Tungkal
5.      Jambi
6.      Bukit Tinggi / Pagarruyung/ Batu Sangkar
7.      Padang


AROH GANAL menggantikan nama program JAMUAN RAKYAT bagi masyarakat keturunan Banjar di Masjid Tinggi . Mungkin pelik bagi sesetengah orang tetapi ungkapan yang bermaksud "KENDURI BESAR" itu menjadi sebutan penduduk yang majoritinya adalah daripada etnik Banjar ketika sibuk menyambut Perdana Menteri Malaysia. Sejak awal pagi, persiapan memasak dimulakan dengan lima ekor lembu disembelih untuk dijadikan menu utama masakan, khususnya "ampal" atau masak kurma daging yang menjadi makanan tradisi masyarakat Banjar, etnik utama di kalangan lebih 2,000 penduduk daripada 470 keluarga di kampung itu.

Penyerahan Keris Pusaka saat Aruh Ganal, Batam

Penyerahan keris pusaka Senpana Raja dari Pangeran Nooryakin Mugeni yang mewakili Sultan Khairul Saleh Al Mu'thasim yang diberikan kepada ketua KBB Kepri Syamdudin Uti dan keris pusaka Arjuna Papilis kepada ketua KBB Kota Batam , Kurnadi. pada acara arug ganal warga Banjar di Kota Batam (29/3) /Antaranews Kalsel/Hasan Z
Batam centre (HK) - Masyarakat suku Banjar di Provinsi Kepri akan menggelar acara Aruh Ganal (pesta kenduri besar) pada 29 Maret 2015 mendatang di Hotel Harmoni One. Kegiatan itu bertepatan dengan pelantikan pengurus Kerukunan Bubuhan Banjar (KKB) di tingkat Provinsi Kepri dan Kota Batam.
Menurut Edi Yanto, Ketua pantia Aruh Ganal, tujuan digelarnya acara Arul Ganal untuk mengenalkan budaya Banjar kepada masyarakat Kepri maupun Kota Batam. Kegiatan ini ditampilkan warga Banjar yang telah merantau ke Kepri. 
Ditambahkan Edi, masyarakat Banjar umumnya yang ada di Kepri dan Kota Batam  belum mengenal budaya Banjar yang berasal dari Kalsel tersebut,baik dari sisi seni maupun  budayanya.
" Dan dengan acara inilah,nantinya kami dari Kerukunan Bubuhan Banjar (kKB) Kepri akan menggelar pagelaran budaya dan seni masyarakat Banjar Kalimantan Selatan" ujarnya.
Acara ini juga digelar sekaligus dengan pengukuhan seluruh pengurus KKB Kepri dan Kota Batam yang nantinya dihadiri oleh Gubernur Kalsel, Gubernur Riau dan dua anggota Komisi III DPR RI. Acara ini juga dimeriahkan artis Kalimantan Selatan Jon Tralala.
KBB berharap, baik di tingkat Provinsi Kepri maupun Kota Batam  tercipta kerukunan sesama pemeluk Agama dalam pembangunan Kepri.
"Harapannya agar  paguyuban ini, bisa bersinergi dengan paguyuban lainnya di Kepri dan Batam,agar bersama sama saling bahu membahu membangun Kepri," harap  Edi Yanto.
Selain hiburan, juga ditampilkan pertunjukan seni musik panting dan madihin. Acara ini mengundang seorang kyai besar yang dikenal dengan sebutan Tuan Guru Bahrain Djamil untuk memberikan tausiyah agar ada penyegaran rohani bagi masyarakat Banjar  di Kepri maupun di Batam ini dan masyarakat Batam lainnya
Gubernur Kalimantan Selatan H Rudy Ariffin berpendapat, "aruh ganal" atau pesta besar salah satu wahana untuk lebih mempererat silaturahmi.
"Mempererat silaturahmi itu penting guna menimbulkan rasa kebersamaan untuk membangun atau mencapai tujuan bersama," ujarnya saat mau meninggalkan Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Selasa.
Kedatangan orang nomor satu di jajaran pemerintah provinsi (Pemprov) Kalsel itu ke Batam menghadiri undangan puncak acara peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2015.
Oleh karenanya, Gubernur Kalsel dua periode itu menyambut positif rencana Kerukunan Keluarga Banjar (KKB) Kepri menggelar aruh ganal di Kota Batam pada Maret mendatang.
"Saya sambut positif rencana KKB Kalsel di Kepri ini menggelar aruh ganal. Apalagi aruh ganal nanti mengundang urang Banjar perantauan di provinsi lain di Sumatera," tegasnya.
Bahkan menurut KKB Kalsel Kepri, kutipnya, mereka juga akan mengundang urang Banjar perantauan di negeri jiran Malaysia, Singapore dan Brunei Darussalam.
"Aruh ganal yang bakal digelar KKB Kalsel di Kepri ini nanti, tampaknya memang benar-benar ganal. Sebab menurut mereka, warga Banjar di Kepri saja tercatat 41.000 orang," tuturnya kepada rombongan PWI Kalsel yang juga menghadiri HPN 2015 di Batam.
"Karena itu pula, insya Allah saya akan hadir pada aruh ganal warga Banjar perantauan yang nanti digelar KKB Kalsel Kepri di Batam," lanjut Rudy Ariffin yang mengakhiri masa jabatan kedua sebagai Gubernur Kalsel Agustus 2015

PAKET TOUR BUKIT TINGGI PADANG 3H2M
DAY 01. AIRPORT – BUKIT TINGGI
Selamat datang di Sultan Syarif Kasim International Airport . Anda akan dijemput oleh perwakilan kami. Setelah pengurusan bagasi, menuju Bukit Tinggi via Lembah Anai. Diperjalanan berhenti di Air Terjun Lembah Anai untuk menikmati keindahan dan kesejukan air nya yang diyakini bisa membuat kita awet muda. Kemudian dilanjutkan menuju Minangkabau Village yang merupakan tempat Dokumentasi Minangkabau. Setelah itu menuju Resto Oembie Dahlia untuk makan siang dengan menu spesial Baluik lado hijau, Anyang pucuik kalikih, Ikan goreng, Samba lado uwok,  Aia mato bunga umbi dahlia, Mie bakso umbi bunga dahlia, dan sagon bunga umbi dahlia.
Perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi tempat pembuatan Bika yaitu makanan khas minang yang terbuat dari tepung beras ketan. Singgah di Putri Minang, Linduang Bulan & Pandai Sikek untuk membeli oleh-oleh berupa kerajinan tangan masyarakat Sumatra Barat. Tiba di Bukit Tinggi & Check in Hotel. Makan malam dilokal restaurant.
DAY 02. BUKIT TINGGI – PADANG
Setelah sarapan pagi dan check out hotel, city tour mengunjungi Jam Gadang. Kemudian dilanjutkan menuju Panorama Ngarai Sianok dan Lobang jepang, Jam Gadang dan free program di Pasar Atas. Setelah itu makan siang di Local restaurant. Melanjutkan perjalanan menuju Padang. Setibanya di Padang mengunjungi Kota Lama Padang, Perkampungan cina, jembatan Siti Nurbaya, Pelabuhan Teluk Bayur, membeli oleh-oleh di Toko Sherly dan melihat sun set di Pantai Padang. Check in Hotel. Makan malam di local restaurant.
DAY 03. PADANG – AIRPORT
Setelah sarapan pagi, check out hotel. Free program sebelum keberangkatan ke Bandara. Tiba di Airport tour berakhir. Sampai jumpa di tour berikutnya.
Harga Paket Tour
(Akomodasi Hotel bintang 3 di Bukit Tinggi & Hotel Bintang 3 di Padang)
• Minimal 03 orang : Rp.1.950.000/orang

Harga Termasuk :

• Transportasi AC
• Makan sesuai Program
• Tiket masuk ke Objek wisata
• Akomodasi Hotel Bintang
• Pemandu Wisata Profesional
• Mineral water dan parkir.
Harga tidak termasuk :
• Tiket pesawat & Airport Tax
• Tipping Guide & Supir
• Optional Tour,pengeluaran pribadi & Asuransi

For Reservation : Laena Tour and Travel Pekanbaru
0761-571134
085265688118
Email : arienita@laenatour.co.id

MASJID ALMARHUM SHEIKH HJ ABD RAHMAN AL SIDDIQUE SAPAT @ HIDAYAT
MUFTI KERAJAAN INDERAGIRI

Syekh Abdurrahman Siddiq bin Muhammad 'Afif bin Mahmud bin Jamaluddin Al-Banjari (lahir di Dalam Pagar, Martapura, Kalimantan Selatan tahun 1857 – meninggal di Sapat, Indragiri Hilir, Riau 10 Maret 1930 pada umur 72 tahun) adalah seorang ulama dari etnis Banjar yang dikenal dimana-mana bahkan sampai di Mekkah karena ia juga menjadi pengajar di Masjidil Haram.[1] Muridnya tersebar sampai ke Singapura, Malaysia dan Kalimantan
Beliau  melakukan perjalanan menuntut ilmu ke Padang, Sumatera Barat. Setelah menyelesaikan pendidikan di Padang pada 1882, ia masih haus ilmu. Maka pergilah syekh ke kota kelahirn Islam, Makkah pada tahun 1887.
Di tanah suci, Abdurrahman Siddiq banyak menghadiri majelis ilmu para ulama ternama Saudi. Tak hanya di Makkah, ia pun giat bergabung di halaqah-halaqah ilmu di Masjid Nabawi di Madinah. Kegiatan tersebut ia lakukan hingga tujuh tahun lamanya. Bahkan Syekh juga sempat menjadi pengajar di Masjidil Haram selama dua tahun sebelum kemudian kembali ke tanah air.
Ia diangkat oleh Sultan Mahmud Shah (Raja Muda) sebagai Mufti Kerajaan Indragiri 1919-1939 berkedudukan di Rengat dan mengabdikan diri di Kerajaan Indragiri.
Syekh Abdurrahman Siddiq adalah seorang Ulama besar yang pernah menjadi Mufti di Kerajaan Indragiri di Rengat, termasuk juga karangan-karangan beliau yang sudah terkenal menjadikan beliau sebagai Ulama yang sangat cerdas. Dari kebesaran nama beliau lah tidak pernah hentinya para penziarah yang datang dari berbagai penjuru daerah datang ke makam Syekh Abdurrahman Siddiq di Kampung Sapat, Kecamatan  Kuala Indragiri Kabubaten  Indragiri Hilir untuk memanjatkan tahlil dan doa sebagi bentuk penghargaan kepada Syekh Abdurrahman Siddiq dalam menyiarkan Syariat Islam.
Untuk sampai kemakam beliau memerlukan waktu lebih kurang  30 minit dari kota Tembilahan dengan menelusuri Sungai Idragiri. Untuk sampai kesana, para penziarah boleh menggunakan perahu bermotor, oleh masyarakat disana lebih dikenal dengan “Pancong”. dengan bayaran  , yang dikenakan kepada kami sebanyak Rp.500.000 untuk perjalanan pergi dan balik. 20 minit sehala. Biasa muatan ialah 12 orang.
Sampai di pelabuhan Kuala Indah Parit Hidayat Sapat barulah bermotorsikal  jalan darat, penziarah atau juga menggunakan jasa ojek untuk sampai ke Makam Syekh Abdurrahman Siddiq. Makam beliau berada di Kampung Sapat dan disekitaran makam beliau juga terdapat makam-makam lainnya. Beliau memiliki 24 orang anak, dari kesemuanya ini diberikan jatah untuk menjaga makam beliau untuk 1 orang selama 20 hari, dan ini di lakukan secara bergantian oleh anak-anak Syekh Abdurrahman Siddiq, “ini lah yang membuat sejarah tidak pernah putus antara almarhum dangan para Muhibbin, penziarah melalui ahli waris keluarga beliau sendiri” ujar H.M Ali Azhar, S.Sos, MH selaku keturunan Syekh Abdurrahman Siddiq “ kepada anak-anak almarhum Beliau ini tidak pernah meninggalkan bagaiman cara supaya para penziarah itu sendiri berziarah dengan tenang dan aman yang semuanya ini di arahkan oleh putra-putri almarhum ini” tambahnya.
Salah Satu makam yang ada di pusara di samping kanan makam Syekh Abdurruahman Siddiq ini adalah Mak Ciknya Tuan Guru Syekh Abdurrahman Siddiq, iaitu Siti Sa’idah yang mengasuh beliau ketika di tinggalkan oleh orang tuanya ketika berumur 2 tahun hingga dewasa.
Dan ditepinya lagi adalah makam  salah seorang istri beliau, selain itu adalah yang ada di sekitarnya terdapat juga makam-makam murid beliau dan juga masyarakat sekitar yang juga mendapat pendidikan dari beliau, baik itu masyarakat di Inhil sendiri ataupun dari Malaysia, Singapura dan sebagaina. Makam Syekh Abdurrahman Siddiq ini tidak pernah sepi dari penziarah, kerana hampir setiap hari selalu ada penziarah terutama masyarakat Kab. Indragiri Hilir, oleh sebab itu makam ini tidak pernah ditinggalkan oleh keturunan beliau. Konon katanya Makam Syeikh Abdurrahman Siddiq ini telah beliau bangun sewaktu beliau masih hidup.
Makam beliau berada di dekat masjid Jami’ al Hidayah yang mana masjid ini dibangun oleh Syekh Abdurrahman Siddiq bersama murid-muridnya.

KARYA-KARYA TULISAN

Syekh Abdurrahman Siddiq bin Muhammad 'Afif dikenal sebagai Pujangga dan Sastrawan yang semasa hidupnya mengarang sejumlah buku sasta dan agama. Tuan guru Syekh Abdurrahman, demikian panggilan hormat ia telah menulis karyanya berupa kumpulan puisi berjudul "Syair Ibarat Kabar Kiamat" yang diterbitkan oleh Ahmadiyah Press Singapura Tahun 1915. Beberapa syair sangat kritis dalam nuansa religius. Karya-karya tulis ia antara lain :
*       1. Fathu al'Alim fi Tartib al Ta'lim, diterbitkan di Singapura, Matba'ah Ahmadiah, 1322 H
*       2. Risalah 'Amal Ma'rifah, diterbitkan di Singapura : Matba'ah Ahmadiah, 1322 H
*       3. Majmu' al Ayah wa al Hadist fi fada-il al ilmi wa al 'ulama wa al Muta'allimin wa al Mustami'in, Singapura : Matba'ah Ahmadiah, 1355 H
*       4. Kitab Asrar al Salat min Uddat al Kutub al Mu'tamadah, selesai ditulis tahun 1334 H/1915 M, diterbitkan di Singapura: Matba'ah Ahmadiah, 1931 M
*       5. Risalah Sejarah Arsyadiah, Singapura : Matba'ah Ahmadiah, 1354 H
*       6. Tazkirah li Nafsi wa li Amtsali, Singapura : Matba'ah Ahmadiah, 1354 H
*       7. Kitab al Fara-id, Singapura: Matba'al Ikhwan, 1338 H
*       8. Sejarah Perkembangan Islam di Kerajaan Banjar, Singapura: Matba'ah Ahmadiah, 1355 H
*       9. Bay'u al Hayawan li al Kafirin, Singapura: Matba'ah Ahmadiah, 1355 H
*       10. 'Aqaid al Iman, selesai ditulis 1919 M. diterbitkan di Banjarmasin, 1984 M
*       11. Syair Ibarat Khabar Kiamat, Pertama kali dicetak di Singapura oleh Matba'ah Ahmadiah, tahun 1344.


PERLU PERHATIAN: Kompleks pemakaman ulama besar Syeikh Abdurrahman Siddiq bin Muhammad ‘Afif bin Mahmud bin Jamaluddin Al-Banjari di Kampung Hidayah, Sapat, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau


KOMPLEKS pemakaman ulama besar Syekh Abdurrahman Siddiq bin Muhammad ‘Afif bin Mahmud bin Jamaluddin Al-Banjari, yang berada di Kampung Hidayah, Sapat, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, perlu perhatian.
KOTA KUALA TUNGKAL

Kuala Tungkal. sebuah kota kecil di utara Kota Jambi. Untuk sampai ke  ibukota Kabupaten Tanjung Jabung Barat ini mengambil masa dua setengah jam dari Kota Jambi dengan menggunakan mobil atau  motorsikal. Sebagian besar rumah di kota ini dibangun seperti rumah bertiang kerana  Kuala Tungkal merupakan daerah rawa. Banyak didirikan rumah bertingkat (empat atau lima) yang digunakan untuk sarang burung walet.
Kawasan pelancongan  di kota ini antara lain, ‘pelabuhan’ Kuala Tungkal, pasar tradisional di pinggir sungai (yang dekat dengan lautnya) dan pusat perbelanjaan barang seken (second).

Pelabuhannya begitu sederhana. Jalan setapak menuju kapal boat masih menggunakan kayu dan dibangun seperti panggung. Namun demikian banyak pelancong yang memanfaatkan pelabuhan ini untuk pergi menuju pulau Batam bahkan ke negara tetangga, Singapura. Pemandangan pagi dan sore saat sunset dan sunrise sungguh eksotik. Jika air surut, kita dapat melihat binatang-binatang laut seperti kepiting dan ‘ikan’ muncul dari lumpur yang mengelilingi pelabuhan itu.

Pasar tradisionalnya menyuguhkan suasana yang lain. Ikan segar yang dibawa oleh kapal-kapal, setiap pagi dibongkar tak jauh dari pasar yang lagi-lagi dibangun di atas panggung. Udang, kerang, kepiting, dan ikan beraneka ragam akan memuaskan anda yang hobi pada makanan laut.

Selain pasar tradisional, di sepanjang jalan menuju pasar berderet toko-toko yang menjual barang seken. Walaupun belum pernah menemukan sesuatu untuk dibeli, saya sungguh menikmati perjalanan saya keluar masuk toko untuk sekedar melihat-lihat atau menghantar teman untuk membeli belah.

Untuk menjelajahi tiga tempat itu dan merasakan suasana asyik Kota Kuala Tungkal, kita boleh menggunakan becak ‘sepeda’ khas kota Kuala Tungkal dan beberapa kota di Sumatera.


Nama Resmi
:
Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Ibukota
:
Kuala Tungkal
Provinsi 
:
Jambi
Batas Wilayah
:
Utara: Provinsi Riau
Selatan: Kabupaten Batanghari
Barat: Kabupaten Batanghari
Timur: Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Luas Wilayah
:
4.649,85 km²
Jumlah Penduduk
293.891 Jiwa
Jumlah Kecamatan
:
Kecamatan : 13, Kelurahan : 14, Desa : 59


Setelah terbukanya Kota Kuala Tungkal maka semakin banyak orang mulai datang, sekitar tahun 1902 dari suku Banjar yang berimigrasi dari Pulau Kalimantan melalui Malaysia. Mereka ini berjumlah 16 orang antara lain : H.Abdul Rasyid, Hasan, Si Tamin gelar Pak Awang, Pak Jenang, Belacan Gelar Kucir, Buaji dan kemudian mereka ini berdatangan lagi dengan jumlah agak lebih besar yaitu 56 orang yang dipimpin oleh Haji Anuari dan iparnya Haji Baharuddin, Rombongan 56 orang ini banyak menetap di Bram Itam Kanan dan Bram Itam Kiri. Selanjutnya datang lagi dari suku Bugis, Jawa, Suku Donok atau Suku Laut yang banyak hidup dipantai/laut, dan Cina serta India yang datang untuk berdagang .
Pada tahun 1901 kerajaan Jambi takluk keseluruhannya kepada Pemerintahan Belanda termasuk Tanah Tungkal khususnya di Tungkal Ulu yang Konteleir jenderalnya berkedudukan di Pematang Pauh. Sehingga pecahlah perperangan antara masyarakat Tungkal Ulu dan Merlung dengan Belanda. Karena mendapat serangan yang cukup berat akhirnya pemerintah Belanda mengundurkan diri dan hengkang dari wilayah itu. Perperangan itu dipimpin oleh Raden Usman anak dari Badik Uzaman. Raden Usman kemudian wafat dan dimakamkan di Pelabuhan Dagang.
Selanjutnya muncullah Pemerintahan Kerajaan Lubuk Petai yang dipimpin oleh Orang Kayo Usman dan Lubuk Petai kemudian membentuk pemerintahan baru. Pada waktu itu dibentuklah oleh H.Muhammad Dahlan Orang Kayo yang pertama dalam penyusunan pemerintahan yang baru.

KOTA JAMBI
MASJID AGUNG JAMBI – MASJID 1000 TIANG


ISTANA PAGARUYUNG DI BATU SANGKAR
Pagar Ruyung (juga Pagarruyung atau Pagaruyung) adalah pusat pemerintahan raja-raja Minangkabau namun tidak banyak yang diketahui mengenai sejarahnya. Pagar Ruyung masa kini adalah nama sebuah perkampungan di subdaerah Tanjung Emas di Tanah Datar, Sumatra Barat, Indonesia.

Kompleks Batu Bersurat Adityawarman di Pagar Ruyung

Adityawarman dipercayai telah menubuh kerajaan Pagar Ruyung dan memerintah di kawasan Sumatra tengah dari 1347 hingga 1375 dan menguasai perdagangan emas di sana. Beberapa artifak yang ditemui dari era pemerintahan Adityawarman ini termasuk batu-batu yang mengandungi inskripsi dan beberapa tugu-tugu. Artifak-artifak ini kebanyakkanya dijumpai di Bukit Gombak, sebuah bukit yang berdekatan dengan kawasan Pagar Ruyung moden, dan dipercayai telah berdiri sebuah istana di sana.
Dalam Suma Oriental yang ditulis antara tahun 1513 dan 1515, Tome Pires menerangkan susunan wilayah kekuasaan dari raja Minangkabau terdiri daripada darek (land) dan rantau (sea/coast), selain daripada dataran tinggi Sumatra tempat rajanya tinggal, wilayah pantai timur Arcat (antara Aru dan Rokan) ke Jambi termasuk Indragiri, dan Siak serta kawasan pelabuhan pantai barat Panchur (Barus), Tiku dan Pariaman merupakan bagian dari tanah Minangkabau, walaupun untuk beberapa daerah pantai timur Sumatra seperti Jambi dan Palembang disebutkan telah dipimpin oleh seorang patih yang ditunjuk dari Jawa[1]. Belakangan daerah-daerah rantau seperti Siak, Kampar dan Indragiri kemudian lepas dan ditaklukkan oleh Kesultanan Melayu Melaka dan Kesultanan Aceh[2].
Menjelang kurun ke-16, selepas pemerintahan Adityawarman, diriwayatkan bahawa pemerintahan beraja berpecah kepada tiga. Mereka adalah "Raja Alam", "Raja Adat" dan "Raja Ibadat". Mereka bertiga dikenali sebagai "Rajo Tigo Selo" atau Raja Tiga Kedudukan.

Batu bersurat dari kerajaan Adityawarman. Orang Eropah pertama yang memasuki daerah ini adalah Thomas Dias, seorang Portugis yang digaji oleh gabernor Belanda di Melaka pada masa itu[3] Dia dikatakan mengembara dari pantai timur untuk tiba ke kawasan tersebutdan melaporkan, kemungkinannya dari cerita orang, bahawa terdapat istana di Pagaruyung dan pelawat perlu melalui tiga pagar untuk memasukinya.[4] Dia melaporkan bahawa kerja utama penduduk tempatan pada masa itu merupakan mendulang emas dan pertanian.
Rencana utama: Peperangan Padri
Peperangan saudara berlaku pada tahun 1803 di antara puak fundamentalis Islam yang dikenali sebagai Kaum Padri dengan keluarga diraja Pagar Ruyung. Semasa konflik ini, ramai keluarga diraja Minangkabau telah terbunuh pada 1815 atas perintah Tuanku Lintau.
Pihak Inggeris telah menguasai kawasan persisiran barat Sumatra dari 1795 hingga 1819. Stamford Raffles telah menziarahi Pagar Ruyung pada 1818, tiba ke sana melalui pantai barat, dan ketika itu telah dibakar hangus ketanah sebanyak tiga kali. Ia dibina semula selepas dua kebakaran pertama, tetapi ditinggalkan selepas kebakaran ketiga dan Raffles mendapati hanya pokok beringin / waringin saja yang tinggal.
Pihak Belanda kembali ke Padang pada Mei 1819. Hasil perjanjian dengan beberapa orang penghulu dan waris keluarga di raja Minangkabau yang dibunuh, pasukan Belanda membuat serangan pertama mereka ke atas kampung Padri pada April 1821.

ISTANA PAGARUYUNG DI BATU SANGKAR

LUBANG JEPANG BUKIT TINGGI
Lubang Jepang Bukit Tinggi (juga dieja Lobang Jepang) adalah salah satu objek wisata sejarah yang ada di Kota Bukit Tinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Lubang Jepang merupakan sebuah terowongan (bunker) perlindungan yang dibangun tentara pendudukan Jepangsekitar tahun 1942 untuk kepentingan pertahanan.
SEJARAH
Salah satu pintu masuk ke Lubang Jepang di Ngarai Sianok
Sebelumnya, Lubang Jepang dibangun sebagai tempat penyimpanan perbekalan dan peralatan perang tentara Jepang, dengan panjang terowongan yang mencapai 1400 m dan berkelok-kelok serta memiliki lebar sekitar 2 meter. Sejumlah ruangan khusus terdapat di terowongan ini, di antaranya adalah ruang pengintaian, ruang penyergapan, penjara, dan gudang senjata.
Selain lokasinya yang strategis di kota yang dahulunya merupakan pusat pemerintahan Sumatera Tengah, tanah yang menjadi dinding terowongan ini merupakan jenis tanah yang jika bercampur air akan semakin kokoh. Bahkan gempa yang mengguncang Sumatera Barat tahun 2009 lalu tidak banyak merusak struktur terowongan.
Diperkirakan puluhan sampai ratusan ribu tenaga kerja paksa atau romusha dikerahkan dari pulau Jawa, Sulawesi dan Kalimantan untuk menggali terowongan ini. Pemilihan tenaga kerja dari luar daerah ini merupakan strategi kolonial Jepang untuk menjaga kerahasiaan megaproyek ini. Tenaga kerja dari Bukit Tinggi sendiri dikerahkan di antaranya untuk mengerjakan terowongan pertahanan di Bandung dan Pulau Biak.
DESTINASI  PELANCONGAN
Lubang Jepang mulai dikelola menjadi objek wisata sejarah pada tahun 1984, oleh pemerintah kota Bukit Tinggi. Beberapa pintu masuk ke Lubang Jepang ini diantaranya terletak pada kawasan Ngarai Sianok, Taman Panorama, di samping Istana Bung Hatta dan di Kebun Binatang Bukit Tinggi.

JAM GADANG DILIHAT DARI ARAH PASAR ATEH ATAU ARAH TIMUR KOTA BUKIT TINGGI
Jam Gadang adalah nama untuk menara jam yang terletak di pusat kota Bukit Tinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Menara jam ini memiliki jam dengan ukuran besar di empat sisinya sehingga dinamakan Jam Gadang, sebutan bahasa Minangkabau yang berarti "jam besar".
Selain sebagai pusat penanda kota Bukit Tinggi, Jam Gadang juga telah dijadikan sebagai objek wisata dengan diperluasnya taman di sekitar menara jam ini. Taman tersebut menjadi ruang interaksi masyarakat baik di hari kerja maupun di hari libur. Acara-acara yang sifatnya umum biasanya diselenggarakan di sekitar taman dekat menara jam ini.
Jam Gadang memiliki denah dasar seluas 13 x 4 meter. Bagian dalam menara jam setinggi 26 meter ini terdiri dari beberapa tingkat, dengan tingkat teratas merupakan tempat penyimpanan bandul. Bandul tersebut sempat patah hingga harus diganti akibat gempa pada tahun 2007.
Terdapat 4 jam dengan diameter masing-masing 80 cm pada Jam Gadang. Jam tersebut didatangkan langsung dari Rotterdam, Belanda melalui pelabuhan Teluk Bayur dan digerakkan secara mekanik oleh mesin yang hanya dibuat 2 unit di dunia, yaitu Jam Gadang itu sendiri dan Big Ben di London, Inggris. Mesin jam dan permukaan jam terletak pada satu tingkat di bawah tingkat paling atas. Pada bagian lonceng tertera pabrik pembuat jam yaitu Vortmann Relinghausen. Vortman adalah nama belakang pembuat jam, Benhard Vortmann, sedangkan Recklinghausen adalah nama kota di Jerman yang merupakan tempat diproduksinya mesin jam pada tahun 1892.
Jam Gadang dibangun tanpa menggunakan besi peyangga dan adukan semen. Campurannya hanya kapur, putih telur, dan pasir putih.

SEJARAH

Jam Gadang selesai dibangun pada tahun 1926 sebagai hadiah dari Ratu Belanda kepada Rook Maker, sekretaris atau controleur Fort de Kock (sekarang Kota Bukit Tinggi) pada masa pemerintahan Hindia-Belanda. Arsitektur menara jam ini dirancang oleh Yazid Rajo Mangkuto, sedangkan peletakan batu pertama dilakukan oleh putra pertama Rook Maker yang pada saat itu masih berusia 6 tahun.
Pembangunan Jam Gadang menghabiskan biaya sekitar 3.000 Gulden, biaya yang tergolong fantastis untuk ukuran waktu itu. Sehingga sejak dibangun dan sejak diresmikannya, menara jam ini telah menjadi pusat perhatian setiap orang. Hal itu pula yang mengakibatkan Jam Gadang kemudian dijadikan sebagai penanda atau markah tanah dan juga titik nol Kota Bukit Tinggi.[1]
Sejak didirikan, menara jam ini telah mengalami tiga kali perubahan pada bentuk atapnya. Awal didirikan pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, atap pada Jam Gadang berbentuk bulat dengan patung ayam jantan menghadap ke arah timur di atasnya. Kemudian pada masa pendudukan Jepang diubah menjadi bentuk pagoda. Terakhir setelah Indonesia merdeka, atap pada Jam Gadang diubah menjadi bentuk gonjong atau atap pada rumah adat Minangkabau, Rumah Gadang.
Renovasi terakhir yang dilakukan pada Jam Gadang adalah pada tahun 2010 oleh Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) dengan dukungan pemerintah kota Bukit Tinggi dan Kedutaan Besar Belanda di Jakarta. Renovasi tersebut diresmikan tepat pada ulang tahun kota Bukit Tinggi yang ke-262 pada tanggal 22 Desember 2010

GUNUNG MERAPI – MELETUS 1926 - 6000 KORBAN NYAWA
Gunung Merapi (ketinggian puncak 2.968 mdpl, per 2006) adalah gunung berapi di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Kawasan hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sejak tahun 2004.
Gunung ini sangat berbahaya karena menurut catatan modern mengalami erupsi (puncak keaktifan) setiap dua sampai lima tahun sekali dan dikelilingi oleh pemukiman yang sangat padat. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali Kota Magelang dan Kota Yogyakarta adalah kota besar terdekat, berjarak di bawah 30 km dari puncaknya. Di lerengnya masih terdapat pemukiman sampai ketinggian 1700 m dan hanya berjarak empat kilometer dari puncak. Oleh karena tingkat kepentingannya ini, Merapi menjadi salah satu dari enam belas gunung api dunia yang termasuk dalam proyek Gunung Api Dekade Ini (Decade Volcanoes).[1]


BATAM  - AROH GANAL  - JELAJAH SUMATERA  2015


Rupiah
Ringgit - RM
JUMAAT  27.3.15 - Bagan Serai
Bas - Bagan Serai - Larkin 10.20 mlm.          

136.00
SABTU  28.3.15  - Larkin /Batam
Teksi Larkin - Stuang Laut  7.30 am         

20.00
Ferry  Stulang Laut - Batam Centre           
168.00
Greenland Hotel - Batam   11.50 am
710.000
Kriuk2  Restaurant  - drinks etc        
65.000
Tour  Batam / Barelang     2.30 pm        
200.000
Dinner - Kriuk2 Restaurant           
157.000
AHAD 29.03.15 - Batam
Hotel Harmoni One  Batam
720.000
Dinner restoren Padang di Batam               
165.000
Soft Drinks / dll
50.000
ISNIN    30.3.15 - Tembilahan
Teksi ke Skupang            
110.000
Bot Skupang - Tembilahan    
840.000
Tax  Pelabuhan                    
12.000
Orange / drinks               
16.000
Keropok / satay  / beca keliling kota           
160.000
Arrahman Hotel Tembilahan   
140.000
Ujik pelabuhan                
30.000
Sandwich dll       
44.000
Dinner                 
33.000
31.03.15  SELASA - Sapat - K.Tungkal - Jambi
Speedboat  ke Sapat    
500.000
Ujik minum -  Sapat   @ Hidayat   
73.000
Tembilahan - K.Tungkal           
240.000
Nasi Padang  - Kuala Tungkal   
70.000
Trapel Kuala Tungkal ka Jambi    
140.000
Nusa Wijaya  Hotel , Jambi  
270.000
Satay  Jambi dll               
70.000
Bas Jambi ka Bukit Tinggi         
280.000
Putar Jambi /Masjid/Museum/Candi   
294.000
01.4.15  RABU - Bermalam di Jambi
Hotel Nusa Wijaya
Drinks dll           
30.000
Dinner / satay / Juice              
64.000
02.04.15  KHAMIS
Dalam bas Jambi ka Bukit Tinggi  3.00 pm - 6.00 am
Flight    Padang - KLIA2            
820.000
Lunch  Bukit Tinggi      
95.000
03.04.15   JUMAAT - Bukit Tinggi
Pagar Ruyung      
14.000
Lunch di Pagarruyung                
144.000
Lubang Japang   
40.000
Bobby - supir  Hj Marhalim    
100.000
04.05.15    SABTU - Bulit Tinggi - Padang
PADANG , Musafir Inn
Lunch  - Kepala ikan KARANG   
141.000
Kelapa -Malin Kundang,Pantai Manis                
30.000
05.04.15  Padang - KL
KLIA2 - Kamunting Raya  Bas      
98.00
Drinks / Breakfast  KLIA2             
22.80
6867.000
RM 444.80

RM 2590.70  / 2  =  RM 1295.35
RM 2145.90
RM 444.80
RM 2590.70




Batam-Sapat-Tembilahan-Tungkal-Jambi-Bukittinggi-Padang

Jetty Sapat Sapat Tungkal Jambi Harmoni One Batam